Makan Enak ala Mediterania, Bisa Lindungi Hati dari Penyakit Serius Ini!

01 Juli 2025 11:41
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pola makan ini memang udah lama terkenal karena kaya akan buah, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, minyak zaitun, ikan, dan unggas, tapi minim gula, daging merah, dan makanan olahan.

Sahabat.com - Kalau kamu termasuk yang suka makan sehat tapi nggak mau ribet, gaya makan ala Mediterania mungkin bisa jadi jawaban. 

Pola makan ini memang udah lama terkenal karena kaya akan buah, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, minyak zaitun, ikan, dan unggas, tapi minim gula, daging merah, dan makanan olahan. 

Nah, ternyata bukan cuma bisa bikin hidup lebih panjang dan risiko kanker lebih rendah, tapi juga bisa jadi tameng ampuh buat melawan penyakit hati yang cukup umum: Metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease alias MASLD.

MASLD ini nggak main-main, lho. Sekitar satu dari tiga orang di dunia punya masalah ini, yang terjadi karena penumpukan lemak di hati. 

Kalau dibiarkan, bisa berujung ke peradangan, kanker, bahkan fibrosis. Masalahnya, penyakit ini juga erat kaitannya sama diabetes tipe 2 dan obesitas. Jadi ya, domino efeknya lumayan panjang.

Penelitian terbaru dari tim Universitas Rovira i Virgili di Spanyol bikin kita makin yakin buat mulai beralih ke pola makan Mediterania. Mereka meninjau 13 studi terdahulu yang melibatkan total 926 peserta dengan kondisi MASLD. 

Hasilnya? Diet Mediterania jadi bintang utamanya. Bahkan pola puasa intermiten juga menunjukkan dampak positif, tapi Mediterania tetap unggul dalam mengurangi berbagai tanda-tanda MASLD di hati.

“Review ini menunjukkan bahwa strategi berbasis diet Mediterania dan puasa intermiten dapat menurunkan berat badan, memperbaiki kontrol glikemik, dan meredakan peradangan, yang berpotensi memberikan manfaat bagi fungsi hati,” tulis para peneliti dalam laporan mereka. 

Tapi mereka juga mengingatkan bahwa studi jangka panjang masih dibutuhkan untuk benar-benar membuktikan efeknya secara menyeluruh dan pastinya aman buat pengidap MASLD.

Menariknya, semua studi yang ditinjau memang fokus ke peserta dengan MASLD, tapi bukan semata-mata membahas penyakit itu. Jadi bisa dibilang, para peneliti menyatukan titik-titik dari data biomarker seperti kontrol gula darah dan tingkat peradangan yang mungkin berhubungan dengan hasil MASLD.

Secara teori, manfaat dari pola makan Mediterania dan puasa intermiten ini bisa membantu menurunkan keparahan MASLD, bahkan mungkin bisa mencegahnya muncul sejak awal. Tapi ya, seperti kata tim peneliti, butuh waktu dan studi lanjutan buat memastikan semuanya.

“Meski data tentang hasil fungsi hati masih terbatas, hasil dari tinjauan ini memberikan indikasi awal bahwa intervensi berbasis diet Mediterania sangat menjanjikan,” tambah mereka.

Pola makan Mediterania sendiri bukan hal baru. Udah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu di wilayah sekitar Laut Mediterania seperti Yunani dan Italia. Bahkan sebelumnya sudah ada studi yang mengaitkan diet ini dengan berkurangnya tingkat keparahan penyakit hati berlemak.

Yang pasti, gaya makan Mediterania ini terbukti bikin tubuh tetap fit dan sehat lebih lama. Walaupun para ilmuwan masih menyelidiki bagaimana tepatnya mekanismenya bekerja, tampaknya manfaatnya juga menyentuh ke fungsi hati.

“MASLD adalah kondisi kompleks dengan banyak faktor risiko yang saling berkaitan, termasuk status imun dan metabolik yang dipengaruhi oleh nutrisi,” tulis para peneliti lagi. 

Makanya, mereka bilang, meneliti pengaruh pola makan terhadap fungsi hati dan sistem imun-metabolik bisa jadi kunci penting dalam menangani MASLD.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment