Sahabat.com - Siapa sangka, bukan cuma soal apa yang kita makan, tapi kapan kita makan juga bisa berdampak besar pada kesehatan, terutama berat badan dan risiko penyakit jantung serta diabetes.
Penelitian terbaru dari Jerman menunjukkan kalau makan terlalu malam bisa bikin metabolisme tubuh berantakan—dan ternyata, faktor genetik juga ikut berperan!
Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Olga Ramich dan timnya dari German Institute of Human Nutrition ini melibatkan 46 pasangan kembar identik dan tidak identik. Para peserta diminta mencatat detail waktu makan selama lima hari berturut-turut. Peneliti juga mengecek pola tidur dan metabolisme mereka, termasuk tes toleransi glukosa. Dari situ, para ilmuwan ingin tahu bagaimana waktu makan berhubungan dengan jam biologis tubuh dan sensitivitas insulin.
Prof. Ramich bilang, “Orang yang makan sebagian besar kalori mereka di pagi atau siang hari, ternyata punya sensitivitas insulin yang lebih baik.”
Sebaliknya, mereka yang makan paling banyak di malam hari justru punya sensitivitas insulin yang lebih rendah—yang artinya lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Selain itu, mereka juga cenderung punya indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang lebih besar.
Ternyata, tubuh kita punya ‘jam internal’ yang mengatur kapan organ-organ bekerja paling optimal. Di pagi hari, sistem metabolisme kita lagi aktif-aktifnya. Tapi kalau kita baru makan besar di malam hari—apalagi tengah malam—itu bisa bikin jam tubuh kacau dan metabolisme jadi terganggu. Hal ini umum terjadi pada orang-orang yang kerja shift malam.
Peneliti juga menemukan bahwa hingga 60 persen kebiasaan makan kita bisa dipengaruhi oleh gen. Jadi, kalau kamu merasa susah banget untuk makan pagi dan cenderung lapar besar saat malam, itu bisa jadi karena faktor bawaan. Tapi bukan berarti nggak bisa diubah, hanya saja butuh usaha dan pendekatan yang lebih personal.
Salah satu hal menarik dari studi ini adalah konsep yang disebut “circadian caloric midpoint” (CCM), yaitu waktu saat seseorang sudah mengonsumsi setengah dari total kalori harian. Kalau kamu mencapai titik ini lebih awal di hari, berarti pola makanmu sejalan dengan ritme alami tubuh. Tapi kalau CCM kamu terlalu malam, itu bisa jadi tanda kamu ‘nabrak’ jam biologismu.
Kesimpulannya? Makan lebih awal di hari bisa membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, bikin tubuh lebih sensitif terhadap insulin, dan mengurangi risiko gemuk atau kena penyakit metabolik seperti diabetes. Tapi karena sebagian dari kita memang “di-setting” secara genetik untuk lebih aktif di malam hari, perubahan ini nggak selalu mudah dan perlu strategi khusus yang disesuaikan dengan tiap orang.
Jadi, buat sahabat yang masih suka ngemil tengah malam atau makan berat setelah jam 9 malam—mungkin sekarang waktunya mulai ubah kebiasaan pelan-pelan. Nggak cuma soal diet atau kalori, tapi juga soal waktu. Karena tubuh kita juga butuh ritme yang pas, bukan cuma makanan yang sehat.
0 Komentar
Liburan Bisa Picu Serangan Jantung? Waspada Holiday Heart Syndrome Saat Natal dan Tahun Baru
Anak Minta Smartphone Sejak Dini? Studi Ini Bongkar Usia Paling Aman dan Dampaknya bagi Kesehatan
Trik Bugar Usia 40+: Rahasia Latihan dari Pelatih Selebriti yang Bikin Tubuh Tetap Kuat & Awet Muda
Kok Bisa? Atlet Justru Punya Risiko Gangguan Irama Jantung Lebih Tinggi, Ini Penjelasannya
Sydney Sweeney Pamer Foto Berani Saat Bersiap ke Premiere ‘The Housemaid’, Netizen Terpukau
Riset Terbaru Ungkap Manfaat Kerja dari Rumah untuk Kesehatan Mental, Wanita Paling Diuntungkan
Riset Baru Ungkap Risiko Tersembunyi Tato: Bisa Ganggu Imunitas hingga Pengaruh Vaksin
Terbukti! Punya Hewan Peliharaan Bikin Lansia Lebih Panjang Umur dan Otak Tetap Tajam
Ramalan Shio Kuda 2026: Karier, Cinta, dan Kondisi Finansial
Leave a comment