Makanan Ultra Proses Picu Risiko Kanker Paru? Ini Fakta yang Harus Kamu Tahu

30 Juli 2025 13:52
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi terbaru dari jurnal Thorax menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed food/UPF) ternyata berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker paru.

Sahabat.com - Sahabat, siapa sangka camilan favorit seperti es krim, roti tawar, hingga mie instan bisa menyimpan bahaya yang serius untuk kesehatan paru-paru? 

Sebuah studi terbaru dari jurnal Thorax menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed food/UPF) ternyata berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker paru. Ini bukan sekadar isu ringan—para ilmuwan menyarankan agar kita mulai waspada dan membatasi asupan makanan jenis ini.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa di Amerika Serikat yang diikuti selama lebih dari satu dekade. 

Hasilnya, mereka yang mengonsumsi makanan ultra-proses dalam jumlah tertinggi memiliki kemungkinan 41% lebih besar terkena kanker paru dibandingkan mereka yang mengonsumsinya paling sedikit. Bahkan, risiko kanker paru sel kecil (small cell lung cancer) meningkat hingga 44%.

Makanan ultra-proses sendiri adalah jenis makanan yang melalui berbagai tahapan pengolahan industri, banyak mengandung zat tambahan, pengawet, serta biasanya siap makan atau hanya tinggal dipanaskan. 

Contohnya termasuk soft drink, hot dog, sereal manis, makanan beku, kue, dan pizza siap saji. Yang mengejutkan, ketiganya yang paling sering dikonsumsi peserta studi adalah daging olahan untuk sandwich, minuman bersoda rendah kalori atau berkafein, dan soft drink tanpa kafein.

Profesor dari tim peneliti menekankan bahwa makanan ultra-proses biasanya miskin gizi tapi tinggi gula, garam, dan lemak. 

“Konsumsinya yang meningkat pesat dalam dua dekade terakhir di seluruh dunia mungkin ikut andil dalam melonjaknya kasus obesitas, penyakit jantung, gangguan metabolik, hingga kematian,” ungkap para peneliti.

Bukan hanya soal zat gizinya, tapi juga bagaimana proses pengolahan industri mengubah struktur makanan yang bisa memengaruhi penyerapan nutrisi dan bahkan menghasilkan zat berbahaya. 

Mereka menyebutkan salah satu contoh, yakni akrolein—zat beracun yang ditemukan dalam sosis panggang dan permen karamel, serta merupakan komponen asap rokok. 

Kemasan makanan juga diduga bisa menjadi penyumbang zat berbahaya lain.

Peneliti pun menyampaikan, “Jika hubungan sebab-akibat ini benar-benar terbukti, maka membatasi konsumsi makanan ultra-proses secara global bisa membantu menekan beban kanker paru secara signifikan.”

Meski studi ini bersifat observasional dan belum bisa menyimpulkan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini cukup kuat untuk menjadi alarm bagi kita semua. 

Gaya hidup sehat tidak hanya tentang berhenti merokok atau rutin berolahraga, tapi juga tentang lebih bijak dalam memilih makanan. Jadi, yuk mulai perbanyak konsumsi makanan alami dan minim proses seperti buah, sayur, dan biji-bijian agar tubuh tetap sehat dan kuat melawan risiko penyakit kronis.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment