Matahari Bisa Jadi Pembunuh Kanker? Ilmuwan Temukan Gen Rahasia yang Bikin Vitamin D Makin Sakti!

23 Juli 2025 11:56
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para ilmuwan menemukan bahwa gen ini bukan cuma bantu tubuh menyerap vitamin D, tapi juga bisa menghentikan pertumbuhan tumor ketika dinonaktifkan. Bayangkan saja, cuma karena satu gen, sel kanker bisa berhenti berkembang.

Sahabat.com - Siapa sangka, sinar matahari bukan cuma bikin kulit jadi eksotis atau mood jadi lebih cerah, tapi ternyata bisa terhubung dengan potensi membunuh sel kanker. Yup, semua ini karena satu gen kecil bernama SDR42E1. 

Para ilmuwan menemukan bahwa gen ini bukan cuma bantu tubuh menyerap vitamin D, tapi juga bisa menghentikan pertumbuhan tumor ketika dinonaktifkan. Bayangkan saja, cuma karena satu gen, sel kanker bisa berhenti berkembang. Gila, kan?

Vitamin D sendiri emang udah lama dikenal sebagai nutrisi penting buat tulang dan kekebalan tubuh. Tapi ternyata perannya lebih dalam lagi. Vitamin D ini berubah jadi hormon bernama kalsitriol, yang bantu tubuh serap kalsium dan fosfat, menjaga otot dan saraf tetap sehat, bahkan ngatur pertumbuhan sel. Nah, supaya vitamin D bisa diserap dengan maksimal, ternyata butuh bantuan dari gen SDR42E1 ini.

Menurut Dr. Georges Nemer dari Hamad Bin Khalifa University di Qatar, “Kami menemukan bahwa dengan memblokir atau menghambat SDR42E1, pertumbuhan sel kanker bisa berhenti secara selektif.” 

Jadi, bayangkan potensi pengobatan yang bisa ditarget langsung ke gen ini tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Tim peneliti bahkan pakai teknologi keren CRISPR/Cas9 buat "mematikan" gen SDR42E1 di sel kanker usus besar. Hasilnya? 

Pertumbuhan sel kanker langsung anjlok hingga 53%! Lebih dari 4.600 gen lain ikut terpengaruh dan berubah ekspresinya. Ini berarti SDR42E1 itu semacam saklar utama di dalam banyak proses penting dalam tubuh.

Yang bikin makin menarik, gen ini nggak cuma bisa "dimatikan" buat ngebunuh kanker, tapi juga bisa “dinyalakan” lebih kuat untuk tujuan lain yang lebih sehat. Misalnya buat bantu atasi penyakit autoimun, ginjal, atau gangguan metabolik yang selama ini berkaitan sama kekurangan vitamin D. 

Dr. Nagham Nafiz Hendi dari Middle East University di Yordania menambahkan, “Hasil kami membuka kemungkinan baru dalam dunia onkologi presisi, walau penerapan klinisnya butuh validasi dan pengembangan jangka panjang.”

Tapi tentu aja, semuanya harus dilakukan dengan hati-hati. Karena gen SDR42E1 ini berperan besar dalam metabolisme vitamin D, terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa ngacauin keseimbangan tubuh juga. 

Dr. Nemer juga bilang, “Karena SDR42E1 terlibat dalam proses vitamin D, bisa aja kita menargetkan gen ini di berbagai penyakit yang dipengaruhi vitamin tersebut.” 

Tapi seperti biasa, penelitian lanjut masih dibutuhkan supaya tahu dampak jangka panjangnya ke tubuh manusia.
Jadi, mulai sekarang mungkin kamu bakal mikir dua kali sebelum menghindari sinar matahari. Siapa tahu, cahaya itu bukan cuma pengangkat mood, tapi juga penyelamat nyawa.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment