Sahabat.com - Ginjal bocor merupakan kondisi serius yang perlu mendapatkan perhatian medis meskipun belum ada metode penyembuhan yang benar-benar tuntas.
Dalam dunia medis, gangguan ini dikenal dengan nama sindrom nefrotik. Bukan tergolong penyakit tunggal, sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala akibat gangguan fungsi ginjal, khususnya pada bagian penyaring darah bernama glomeruli.
Glomeruli bertugas menyaring darah, membuang limbah melalui urin, dan mengembalikan protein penting ke dalam aliran darah. Ketika bagian ini mengalami kerusakan, protein seperti albumin justru ikut terbuang ke urin dalam jumlah berlebihan, yang menjadi ciri khas dari ginjal bocor.
Gejala Umum Ginjal Bocor
Beberapa tanda yang sering muncul pada penderita sindrom nefrotik, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), antara lain:
Urin mengandung banyak protein (proteinuria)
Kadar albumin rendah dalam darah (hipoalbuminemia)
Pembengkakan di tubuh (edema)
Kadar kolesterol dan lemak tinggi dalam darah (hiperlipidemia)
Gejala fisik lainnya yang sering dirasakan pasien termasuk:
Kelopak mata, perut, dan kaki membengkak
Urin tampak berbusa
Berat badan meningkat karena penumpukan cairan
Mudah lelah
Kehilangan nafsu makan
Segera berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan jika gejala-gejala tersebut muncul, agar pengobatan bisa dimulai secepat mungkin.
Cara Menangani Sindrom Nefrotik
Walau tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, pengobatan bertujuan untuk mengendalikan gejala serta memperlambat kerusakan ginjal. Berikut beberapa pendekatan medis yang umum diberikan:
Obat tekanan darah
Jenis ACE inhibitors atau ARBs seperti lisinopril dan enalapril membantu menurunkan tekanan darah serta mengurangi jumlah protein dalam urin.
Obat diuretik
Contohnya furosemide dan spironolakton, digunakan untuk mengurangi pembengkakan dengan meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh.
Penurun kolesterol (statin)
Digunakan untuk mengontrol kadar lemak darah, meskipun efektivitas jangka panjangnya pada sindrom nefrotik masih diteliti lebih lanjut.
Pengencer darah (antikoagulan)
Seperti warfarin dan heparin, diresepkan untuk mencegah pembentukan bekuan darah akibat peningkatan risiko pada pasien ginjal bocor.
Imunosupresan atau kortikosteroid
Termasuk rituximab dan siklosporin, berguna untuk mengurangi peradangan yang mungkin memicu kerusakan ginjal.
Perubahan gaya hidup dan pola makan
Pasien dianjurkan mengurangi asupan garam, lemak jenuh, serta memilih sumber protein yang lebih sehat seperti protein nabati. Mengontrol konsumsi cairan juga penting untuk membantu mengurangi gejala edema.
Konsultasi dengan ahli gizi bisa sangat membantu dalam menyusun pola makan yang tepat untuk menjaga kesehatan ginjal.
0 Komentar
Olahraga Ringan Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Kematian Dini pada Penderita Diabetes
Terlalu Lama Main Gadget Bisa Picu Risiko Jantung pada Anak, Tidur Cukup Jadi Penyelamat
Minum Kopi Pagi Bisa Bikin Mood Naik, Tapi Efeknya Tergantung Cara dan Waktu Menikmatinya
Rahasia Mengejutkan Otak Awet Muda: Olahraga Berlebihan Ternyata Bisa Bikin Cepat Tua
Rahasia Bibir Sehat dan Merona Alami Tanpa Ribet
Waspada! Ini 8 Tempat Paling Kotor di Rumah yang Jarang Disadari
Leave a comment