Mengerikan! Makanan Ultra Proses Bisa Turunkan Kualitas Sperma dan Ganggu Metabolisme Tubuh

01 September 2025 12:58
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ternyata, makanan ultra-proses bukan hanya menambah lemak tubuh dan meningkatkan kolesterol jahat, tapi juga memengaruhi hormon reproduksi serta kualitas sperma, bahkan ketika asupan kalorinya sama dengan makanan segar.

Sahabat.com - Sahabat, mungkin kamu sering mendengar kalau makanan ultra-proses alias ultra-processed foods (UPF) bisa bikin berat badan naik. 
Tapi penelitian terbaru yang terbit di jurnal Cell Metabolism menunjukkan dampak yang jauh lebih serius. 

Ternyata, makanan ultra-proses bukan hanya menambah lemak tubuh dan meningkatkan kolesterol jahat, tapi juga memengaruhi hormon reproduksi serta kualitas sperma, bahkan ketika asupan kalorinya sama dengan makanan segar.

Dalam uji klinis yang dilakukan, 43 pria sehat diminta mengonsumsi dua jenis pola makan: satu berbasis makanan alami, satu lagi kaya makanan ultra-proses. 

Hasilnya mengejutkan, karena mereka yang lebih banyak makan makanan ultra-proses mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,3 kilogram hanya dalam waktu tiga minggu, penambahan massa lemak, serta peningkatan kadar kolesterol LDL dibandingkan HDL.

Tak berhenti di situ, pola makan ini juga terbukti mengubah kadar hormon yang berkaitan dengan energi dan kesuburan. 

Hormon FSH (follicle-stimulating hormone) yang berperan penting dalam produksi sperma menurun, sementara testosteron cenderung ikut menurun. 

Pergerakan sperma pun menunjukkan tren penurunan meski belum signifikan secara statistik. 

“Efek negatif makanan ultra-proses ini tidak bisa dijelaskan hanya dari jumlah kalori, melainkan sifat bawaan dari makanan itu sendiri,” jelas para peneliti dalam laporan mereka.

Makanan ultra-proses biasanya kaya gula tambahan, lemak jenuh, tepung olahan, tapi miskin serat. Lebih buruk lagi, makanan ini bisa mengandung zat kimia dari kemasan atau proses produksi seperti ftalat, yang dikenal dapat mengganggu hormon. 

Dampaknya bukan hanya ke metabolisme, tapi juga ke sistem reproduksi dan bahkan kesehatan mental. Penelitian ini menemukan adanya perubahan kecil pada zat pencemar dalam darah dan sperma, termasuk peningkatan kadar metabolit ftalat tertentu setelah konsumsi UPF.

Walau studi ini masih terbatas pada jangka pendek, temuan ini memperkuat bukti bahwa konsumsi makanan ultra-proses sebaiknya dikurangi. 

Para peneliti menekankan bahwa gaya hidup modern yang terlalu bergantung pada makanan instan bisa menjadi salah satu penyebab turunnya kualitas sperma global hingga 60% sejak tahun 1970-an.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment