Sahabat.com - Penambahan sereal ke dalam botol bayi telah menjadi kebiasaan yang lama dilakukan oleh banyak orang tua untuk memperkenalkan makanan padat sekaligus melengkapi ASI. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan ini bisa berisiko memicu kenaikan berat badan yang cepat pada bayi di awal kehidupannya.
Penelitian yang diterbitkan pada 18 Desember di jurnal Acta Paediatrica menunjukkan bahwa bayi yang mengonsumsi minuman sereal susu selama tahun pertama kehidupannya memiliki kemungkinan 50% lebih tinggi untuk mengalami kenaikan berat badan yang cepat. Temuan ini dipimpin oleh Annelie Lindholm, seorang dosen di Sekolah Kesehatan dan Kesejahteraan Universitas Halmstad, Swedia.
Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa minuman sereal susu tidak secara langsung menyebabkan obesitas pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman sereal susu tidak berkaitan dengan indeks massa tubuh (BMI) atau rasio pinggang terhadap tinggi badan yang lebih tinggi saat anak berusia 6 tahun. Namun, kenaikan berat badan yang cepat pada awal kehidupan tetap menjadi faktor risiko yang signifikan untuk obesitas pada masa kanak-kanak.
“Minuman sereal susu dikaitkan dengan kenaikan berat badan yang cepat di awal, namun belum tentu berdampak langsung pada obesitas jangka panjang,” kata Lindholm.
Penelitian ini menekankan perlunya studi lanjutan untuk memahami lebih jauh dampak minuman sereal susu terhadap berat badan bayi yang cepat.
Para peneliti juga menyatakan bahwa meskipun ada hubungan antara kenaikan berat badan yang cepat dan konsumsi minuman sereal susu, mereka tidak dapat membuktikan hubungan langsung yang merugikan antara konsumsi minuman sereal susu dan peningkatan berat badan yang berkelanjutan di kemudian hari. Namun, kenaikan berat badan yang cepat di awal kehidupan tetap menjadi prediktor penting bagi lintasan berat badan anak di masa depan.
Akademi Dokter Anak Amerika (AAP) juga mengingatkan agar orang tua tidak menambahkan sereal ke dalam botol susu bayi. AAP memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko bayi tersedak, mengalami alergi makanan, atau mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan. "Sistem pencernaan bayi belum siap untuk mencerna sereal hingga usia sekitar 6 bulan," ungkap AAP di situs resminya.
Studi ini dilakukan di Swedia, di mana lebih dari separuh bayi mengonsumsi minuman sereal susu. Penelitian melibatkan lebih dari 1.300 anak di Swedia Barat, dengan data yang dikumpulkan dari survei keluarga pada tahun 2007 dan 2008, serta tindak lanjut pada tahun 2013 dan 2014. Sekitar 62% anak-anak yang diteliti mengonsumsi minuman sereal susu antara usia 6 bulan hingga 1 tahun, dan 18% mengalami kenaikan berat badan yang cepat.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bayi yang mengonsumsi ASI selama 4 bulan pertama cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan yang cepat. "Menyusui selama 4 bulan pertama memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kenaikan berat badan yang cepat," tambah para peneliti.
Dengan temuan ini, peneliti berharap dapat mendorong lebih banyak penelitian untuk memahami dengan lebih baik dampak kebiasaan pemberian makanan padat yang dimulai terlalu dini terhadap kesehatan anak di masa depan.
0 Komentar
Amankah Sodium Dehidroasetat Sebagai Bahan Pengawet Makanan?
Peringkat Virus Bawaan Makanan Berdasarkan Frekuensi dan Keparahan Berdasarkan WHO dan FAO
Enam Manfaat Kesehatan Mengunyah Daun Jambu Biji Setiap Hari
Leave a comment