Obat Diabetes 60 Tahun Ini Ternyata Bekerja Lewat Otak, Efeknya Lebih Besar dari yang Kita Kira

24 November 2025 16:34
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi cara kerja metformin di dalam tubuh dan otak.

Sahabat.com - Selama lebih dari enam dekade, metformin menjadi obat andalan bagi penderita diabetes tipe 2. Namun baru sekarang ilmuwan mulai memahami cara kerja obat ini dengan lebih lengkap. Studi terbaru dari Baylor College of Medicine, AS, menunjukkan bahwa metformin bukan hanya bekerja di hati dan usus, tetapi juga memberi efek langsung pada otak—sesuatu yang selama ini tidak disadari.

Makoto Fukuda, ahli patofisiologi dari Baylor, mengatakan bahwa selama ini dunia medis beranggapan metformin menurunkan gula darah terutama dengan menekan produksi glukosa di hati. “Kami ingin tahu apakah otak, yang merupakan pusat pengatur metabolisme tubuh, juga ikut berperan. Dan ternyata jawabannya: ya,” ujarnya.

Penelitian pada tikus memperlihatkan bahwa metformin bergerak menuju bagian otak bernama ventromedial hypothalamus (VMH) dan mematikan protein tertentu bernama Rap1, yang berkaitan dengan pengaturan gula darah. Ketika para peneliti menciptakan tikus tanpa Rap1, metformin kehilangan efeknya—pertanda kuat bahwa otak memang memegang peran penting dalam kerja obat ini.

Fukuda menjelaskan bahwa mereka juga menemukan kelompok sel saraf tertentu yang bereaksi langsung terhadap metformin. 

“Kami menemukan bahwa neuron SF1 aktif ketika metformin masuk ke otak, menandakan sel-sel inilah yang menjadi target obat,” kata Fukuda.

Menariknya, otak ternyata membutuhkan kadar metformin yang jauh lebih rendah dibanding hati dan usus untuk memberikan respons. Ini membuka kemungkinan bahwa suatu hari nanti kita bisa mengembangkan terapi yang lebih terarah, lebih efektif, dan mungkin dosisnya lebih kecil.

Metformin selama ini dikenal aman, terjangkau, dan efektif. Dengan temuan bahwa obat ini juga bekerja melalui otak, peluang pemanfaatannya bisa jauh lebih luas—mulai dari pengelolaan gula darah hingga potensi memperlambat penuaan otak.

Seperti disampaikan Fukuda, “Penemuan ini mengubah cara kita memandang metformin. Obat ini ternyata bekerja lebih kompleks dari yang kita bayangkan.”

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment