Paparan Gawai Berlebihan Bisa Sebabkan Anak Tunjukkan Gejala Mirip Autisme

17 April 2025 12:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Fenomena ini disebut autisme virtual, sebuah istilah yang telah diakui dalam literatur medis.

Sahabat.com - Penggunaan gawai secara intensif pada anak balita, khususnya usia 1 hingga 3 tahun, dapat memicu munculnya perilaku yang menyerupai autisme. 

Fenomena ini disebut autisme virtual, sebuah istilah yang telah diakui dalam literatur medis.

Menurut penjelasan dokter spesialis anak, dr. Amanda Soebadi, Sp.A (K), M.Med, pola perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang mengalami autisme virtual mirip dengan gejala autisme, seperti gangguan komunikasi sosial dan tindakan repetitif yang tidak wajar. 

Namun, penting untuk dicatat bahwa kondisi ini memiliki perbedaan mendasar dibandingkan autisme sejati.

"Jika paparan terhadap gawai dikurangi atau dihentikan, gejala pada anak bisa membaik dengan cepat. Mereka mulai menunjukkan kontak mata dan ekspresi wajah yang lebih baik saat berinteraksi," jelas Amanda, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Amanda menambahkan, interaksi dunia nyata sangat penting dalam tahap tumbuh kembang anak. Anak yang terlalu sering menatap layar cenderung kekurangan stimulasi sosial dan komunikasi yang sehat, yang akhirnya berdampak pada perilaku mereka.

Contoh gejala yang sering muncul antara lain respons lambat saat dipanggil, minimnya kontak mata, serta ekspresi wajah yang datar atau tidak sesuai konteks. Hal tersebut sering kali bukan karena gangguan saraf, melainkan karena kurangnya stimulasi yang tepat.

Perbedaan utama antara autisme virtual dan autisme sesungguhnya dapat dilihat dari perubahan perilaku setelah pengurangan penggunaan gawai. Anak dengan autisme virtual biasanya menunjukkan perbaikan yang signifikan, sedangkan anak dengan autisme sejati umumnya tetap menunjukkan gejala meskipun penggunaan gawai dibatasi.

Amanda juga menyoroti bahwa autisme asli sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika seorang anak memiliki saudara kandung dengan gangguan spektrum autisme (GSA), risikonya meningkat hingga sembilan kali lipat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment