Pelajari 4 Jenis Pola Asuh Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Anak

11 Juni 2024 14:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pola asuh orang tua yang diterapkan dengan baik tentu akan memberikan dampak positif terhadap kepribadian anak, begitu pula sebaliknya. (iStock)

Sahabat.com - Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh orang tua yang diterapkan dengan baik tentu akan memberikan dampak positif terhadap kepribadian anak, begitu pula sebaliknya. 

Oleh karena itu, semua orang tua dan pasangan yang akan menikah hendaknya memahami berbagai konsep gaya pengasuhan dan pengaruhnya terhadap anak-anak mereka.

Simak ulasan di bawah ini mengenai macam-macam pola asuh orang tua dan dampaknya, dikutip dari laman siloamhospitals.

Jenis Pola Pengasuhan

Untuk memastikan jenis pola pengasuhan yang digunakan sudah tepat dan mampu menjaga kesehatan mental anak, merupakan hal penting yang harus diketahui. Pola asuh orang tua dikategorikan menjadi empat jenis: otoriter, otoriter, permisif, dan lalai. Penjelasan masing-masing diberikan di bawah ini.

1. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif atau pola asuh demokratis. Jenis pola asuh ini menitikberatkan pada komunikasi timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua dengan pola asuh otoritatif menciptakan rasa pengakuan pada anak dengan selalu bersikap kooperatif dan toleran, mendengarkan sudut pandang anak, dan menjelaskan dengan cermat setiap aturan.

Pola asuh otoritatif menciptakan lebih banyak ruang bagi anak dan orang tua untuk berbicara satu sama lain. Sementara itu, orang tua terus memberikan batasan yang jelas dan mendorong anak untuk mandiri.

Dampak pola asuh otoriter pada anak meliputi:

Kemampuan berinteraksi dengan baik.

Mudah berkolaborasi dengan orang lain.

Cenderung tidak kasar.

Cenderung sukses di sekolah.

Anak bisa mengendalikan diri dengan baik.

Keterampilan sosial yang tinggi.

Sehat mental.

2. Pola Asuh Otoriter

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memiliki tingkat kendali yang sangat tinggi terhadap anaknya, namun daya tanggap pada anaknya sangat rendah. Pola asuh ini hanya mengutamakan komunikasi sepihak dengan berbagai larangan dan perintah tegas.

Tidak jarang orang tua yang otoriter menghukum anaknya melalui hukuman fisik, atau menggunakan disiplin yang keras untuk mengontrol perilaku anaknya. Tentu saja hal ini berisiko mempengaruhi kesehatan mental anak.

Beberapa dampak pola asuh otoriter pada anak antara lain:

Anak-anak selalu takut melakukan kesalahan.
Anak Sulit Membuat Keputusan Sendiri.

Mereka rentan terhadap masalah psikologis.

Tidakberani mengutarakan pendapat.

Cenderung kesulitan mencapai prestasi akademik yang memuaskan.

Anak merasa rendah diri dan tidak mampu mandiri.

Banyak perilaku bermasalah yang sering terlihat, termasuk berbohong.

3. Pola Asuhan Permisif

Orang tua dengan pola asuh permisif cenderung mengutamakan kesejahteraan anaknya sehingga bersikap seperti sahabat terhadap anaknya. Bahkan anak-anak yang menerima gaya pengasuhan seperti ini jarang sekali terkena aturan atau hukuman yang keras.

Namun di sisi lain, orang tua sulit menanggapi semua keinginan anaknya. Oleh karena itu, mereka tidak mampu berkata “tidak” dan cenderung memanjakan anaknya. Akibatnya, anak belum memahami batasan yang jelas dan cenderung menunjukkan ciri-ciri berikut saat dewasa:

Impulsif dan agresif.

Tidak mandiri.

Pengendalian diri yang lemah.

Cenderung egois dan mendominasi.

Tidak ada tujuan.

Tidak dapat mengikuti aturan.

Peningkatan risiko masalah dalam hubungan dan interaksi sosial.

4. Pola Asuh Neglectful

Ciri-ciri Pola Asuh Neglectful antara lain tidak menetapkan batasan yang tegas dengan anak, tidak memperhatikan kebutuhan anak, bahkan enggan terlibat dalam kehidupan anak. Singkatnya, gaya pengasuhan ini ditandai dengan ketidakpedulian orang tua.

Berbagai faktor mungkin mendasari orang tua mengadopsi gaya pengasuhan ini, termasuk masalah kesehatan mental. Misalnya, jika orang tua menderita depresi, menjadi korban pelecehan atau kekerasan, atau ditelantarkan saat masih anak-anak, hal yang sama juga berlaku pada anak berikutnya. anak mereka.

Beberapa dampak dari pola asuh yang lalai terhadap tumbuh kembang anak antara lain:

Kurang percaya diri.

Tidak mampu mengendalikan emosi.

Peningkatan risiko terjadinya gangguan jiwa.

Aku Cenderung Merasa Rendah Diri.

Lebih impulsif.

Tampaknya disayangkan.

Setiap gaya pengasuhan menggunakan pendekatan pengasuhan yang berbeda. Tentunya setiap jenisnya mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, seperti pada pembahasan di atas. Lantas, gaya pengasuhan seperti apa yang terbaik?

Pola asuh yang paling sering direkomendasikan adalah pola asuh otoriter. Sebab, anak dengan orang tua yang berwibawa kemungkinan besar akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan nyaman mengutarakan pendapat dan perasaannya.

Pengaruh Pola Asuh pada Anak

Jika diterapkan pada anak, pola asuh akan mempengaruhi perkembangan dan cara anak berperilaku dalam kaitannya dengan lingkungan. Selain itu, pilihan gaya pengasuhan juga mempengaruhi banyak bidang kehidupan anak saat ini dan di masa depan.

Akademisi: Gaya pengasuhan orang tua dapat mempengaruhi prestasi akademik dan motivasi belajar anak.

Kesehatan Mental: Pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi kesehatan psikologis anak, karena anak yang dibesarkan oleh orang tua yang cenderung otoriter, memanjakan diri sendiri, atau lalai memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecemasan dan depresi. masalah.

Harga Diri: Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter cenderung memiliki harga diri yang lebih kuat dibandingkan anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan lainnya.

Hubungan Sosial: Jenis pendidikan juga dapat mempengaruhi cara seorang anak berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif lebih besar kemungkinannya untuk ditindas. Sebaliknya, anak yang mendapat didikan otoriter bisa saja menindas orang lain.

Hubungan sebagai orang dewasa: Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang tegas dan otoriter lebih cenderung melakukan kekerasan emosional dan menarik diri dari pasangan romantisnya saat dewasa. Ini akan memakan banyak biaya.

Inilah informasi yang perlu Anda ketahui tentang empat tipe pola asuh. Hal ini penting tidak hanya bagi orang tua, tetapi juga bagi pasangan yang berencana memulai sebuah keluarga.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment