Peneliti Temukan Golongan Darah Baru Setelah Misteri 50 Tahun

14 April 2025 12:12
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebagian besar sistem golongan darah besar ditemukan pada awal abad ke-20.

Sahabat.com - Ilmuwan berhasil mengidentifikasi sistem golongan darah baru yang telah membingungkan dunia medis sejak tahun 1972.

Semuanya berawal dari seorang wanita hamil yang darahnya diuji di tahun 1972. 

Hasilnya menunjukkan bahwa sel darah merahnya tidak memiliki molekul permukaan yang ditemukan pada semua golongan darah manusia yang diketahui saat itu. 

Butuh waktu lima dekade hingga para peneliti menemukan jawabannya.

Pada tahun 2024, tim peneliti dari Inggris dan Israel menerbitkan makalah ilmiah yang mengumumkan penemuan sistem golongan darah baru yang dinamakan MAL.

"Ini adalah pencapaian luar biasa, hasil dari kerja keras tim selama bertahun-tahun, untuk akhirnya mengidentifikasi sistem golongan darah ini dan memberikan perawatan terbaik bagi pasien langka yang sangat penting ini," ujar Louise Tilley, ahli hematologi dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), yang telah meneliti kasus ini selama hampir 20 tahun.

Masyarakat umum biasanya hanya mengenal sistem golongan darah ABO dan faktor Rh (positif atau negatif). 

Namun sebenarnya, manusia memiliki banyak sistem golongan darah lain yang ditentukan oleh berbagai protein dan gula di permukaan sel darah.

Molekul antigen ini berfungsi sebagai penanda identitas dalam tubuh—membedakan antara sel milik sendiri dan benda asing yang berpotensi berbahaya. Ketidaksesuaian penanda ini saat transfusi darah bisa menyebabkan reaksi serius, bahkan kematian.

Sebagian besar sistem golongan darah besar ditemukan pada awal abad ke-20. Namun beberapa sistem baru terus ditemukan, seperti sistem darah Er yang diumumkan tahun 2022. 

Biasanya hanya mempengaruhi segelintir orang, termasuk sistem MAL ini.

Tilley menjelaskan bahwa penelitian ini sulit karena kasus genetiknya sangat langka. 

Dalam kasus ini, lebih dari 99,9% manusia memiliki antigen AnWj yang ditemukan pada protein mielin dan limfosit. Namun pasien dari tahun 1972 ternyata tidak memilikinya.

Peneliti menamai sistem baru ini MAL, berdasarkan gen yang memproduksi protein tempat antigen AnWj berada.

Mereka menemukan bahwa mutasi pada kedua salinan gen MAL dapat membuat seseorang tidak memiliki antigen AnWj—seperti pasien yang pertama kali ditemukan.

Yang menarik, tiga pasien lain yang juga AnWj-negatif ternyata tidak memiliki mutasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan darah juga bisa menyebabkan penekanan ekspresi antigen.

Tim peneliti kemudian menguji hipotesis mereka dengan memasukkan gen MAL normal ke dalam sel darah AnWj-negatif. Hasilnya, antigen AnWj muncul kembali di permukaan sel, membuktikan bahwa gen tersebut memang kunci dari sistem golongan darah baru ini.

Protein MAL sendiri berperan penting dalam menjaga kestabilan membran sel dan membantu transportasi antar sel. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa antigen AnWj tidak muncul saat bayi lahir, namun berkembang setelahnya.

Kini, dengan penemuan penanda genetik untuk MAL, pasien bisa diuji untuk mengetahui apakah darah negatif MAL mereka diturunkan secara genetik atau akibat kondisi medis lain.

Kasus-kasus langka seperti ini bisa berdampak besar pada pasien. Semakin banyak sistem golongan darah yang dipahami, semakin banyak pula nyawa yang bisa diselamatkan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment