Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa anak-anak yang memiliki saudara kandung dengan pengalaman buruk di masa kecil cenderung lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental.
Temuan ini menunjukkan bahwa dampak dari pengalaman buruk pada anak sulung, khususnya selama 1.000 hari pertama kehidupannya, dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak-anak berikutnya dalam keluarga tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari UCL dan diterbitkan di jurnal The Lancet Public Health, menunjukkan bahwa anak-anak berusia 5 hingga 18 tahun lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental hingga 71%, jika anak sulung dalam keluarga mereka menghadapi kesulitan selama periode krusial tersebut.
Dalam studi yang melibatkan 333.048 ibu dan 534.904 anak di Inggris, para peneliti memfokuskan analisis mereka pada enam jenis pengalaman buruk masa kecil yang dialami oleh anak sulung selama 1.000 hari pertama kehidupannya. Pengalaman tersebut meliputi kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan zat oleh ibu, masalah kesehatan mental ibu, lingkungan keluarga yang buruk, hingga penganiayaan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga (37,1%) anak sulung menghadapi setidaknya satu pengalaman buruk masa kecil. Pengalaman buruk yang paling umum adalah hidup dengan ibu yang memiliki masalah kesehatan mental (21,6%) dan lingkungan keluarga yang buruk (14,5%).
Menurut Dr. Shabeer Syed, penulis utama studi ini dari Institut Kesehatan Anak UCL Great Ormond Street, temuan ini mengungkapkan bahwa masalah kesehatan mental yang dialami anak sulung tidak hanya memengaruhi dirinya, tetapi juga memiliki dampak berkelanjutan pada saudara kandung. Ia menekankan pentingnya identifikasi dini dan dukungan berkelanjutan bagi keluarga yang rentan terhadap pengalaman buruk masa kecil.
Temuan ini juga mencatat bahwa ibu yang anak pertamanya mengalami pengalaman buruk masa kecil memiliki risiko lebih besar untuk memiliki anak-anak berikutnya dengan masalah kesehatan mental. Rata-rata, ibu dengan anak pertama yang menghadapi kesulitan mengalami 30 masalah kesehatan mental per 100 anak, sementara ibu yang anak pertamanya tidak mengalami masalah tersebut hanya mengalami 17 masalah kesehatan mental per 100 anak.
Selain itu, anak-anak dalam keluarga yang mengalami kesulitan ini juga lebih sering dirawat di rumah sakit darurat dan membutuhkan perawatan kesehatan mental. Risiko rawat inap darurat dan interaksi dengan layanan kesehatan mental meningkat hampir dua kali lipat pada anak-anak yang memiliki saudara sulung dengan pengalaman buruk masa kecil.
Sebagai langkah lanjut, para peneliti mendesak agar ada peningkatan dukungan dan intervensi untuk mencegah dampak negatif kesehatan mental yang dapat merembet ke seluruh keluarga. Mereka juga menyerukan lebih banyak penelitian untuk mengidentifikasi pendekatan yang lebih efektif dalam memberikan dukungan kesehatan mental sejak dini.
Prof. Jessica Deighton, salah satu penulis studi tersebut, menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan perhatian terhadap seluruh anggota keluarga dalam penanganan masalah kesehatan mental anak, khususnya pada keluarga yang menghadapi tantangan besar seperti kekerasan dalam rumah tangga atau kemiskinan.
0 Komentar
Studi WHO: Ponsel Tidak Berhubungan dengan Kanker
Pengalaman Buruk Masa Kecil Anak Sulung Ternyata Berdampak pada Kesehatan Mental Saudara Kandung
Olahraga Sedang Dapat Menurunkan Nafsu Makan pada Pria Obesitas
Risiko Kanker Tersembunyi dalam Pola Makan, Dokter dan Pakar India Ini Beri Peringatan
Miranda Kerr Ungkap Rahasia Diet dan Kebugaran di Usia 41 Tahun
Leave a comment