Rincian Penyakit Virus Marburg yang Menyebabkan Malapetaka di Rwanda

10 Oktober 2024 11:23
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penyakit Virus Marburg merupakan ancaman serius, terutama di wilayah yang mengalami wabah. Upaya pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi risiko penularan dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.

Sahabat.com - Penyakit Virus Marburg (MVD), sebelumnya dikenal sebagai Demam Berdarah Marburg, merupakan penyakit serius yang sering berakibat fatal bagi manusia. Virus ini termasuk dalam famili yang sama dengan virus penyebab Ebola dan ditularkan ke manusia melalui kelelawar buah serta menyebar melalui kontak dekat antarmanusia.

Epidemiologi dan Penularan

MVD menyebabkan demam berdarah virus yang parah, dengan tingkat kematian berkisar antara 23 hingga 90 persen. Masa inkubasi virus ini berlangsung antara 2 hingga 9 hari, di mana individu terinfeksi tidak menular. 
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari pasien, seperti feses, muntahan, urine, air liur, dan sekresi pernapasan, terutama jika cairan tersebut mengandung darah. 

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit Afrika, virus dapat terdeteksi dalam air mani individu yang terinfeksi hingga tujuh minggu setelah pemulihan.

Saat ini, Rwanda melaporkan 12 kematian dan 41 kasus terkonfirmasi akibat wabah MVD. Virus ini memiliki tingkat kematian yang tinggi, mencapai 88 persen. 

Meskipun belum ada kasus yang dilaporkan di Kenya, negara tersebut berada dalam status siaga tinggi akibat kedekatannya dan tingginya mobilitas orang dan barang melintasi perbatasan. 

Sekretaris Kabinet untuk Kesehatan, Deborah Barasa, menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk mencegah kasus impor dan penularan lebih lanjut di dalam negeri.

Gejala Klinis

Gejala MVD biasanya muncul antara 2 hingga 21 hari setelah infeksi, dimulai dengan demam tinggi, sakit kepala parah, dan nyeri sendi. Seiring perkembangan penyakit, pasien dapat mengalami:

- Disentri
- Muntah-muntah
- Nyeri perut
- Kelelahan ekstrem, disertai mata cekung
- Pendarahan dari hidung, gusi, dan area lainnya (biasanya terjadi 5 hingga 7 hari setelah infeksi)
- Kebingungan dan perubahan perilaku

Pada tahap akhir, pembengkakan testis juga mungkin terjadi.

Diagnosis

Mendiagnosis MVD dapat sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti malaria dan tifus. Metode diagnostik yang digunakan meliputi uji ELISA, RTPCR, dan teknik isolasi virus.

Pengobatan dan Pencegahan

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan antivirus yang disetujui untuk MVD. Namun, deteksi dini dan perawatan suportif, termasuk rehidrasi, dapat meningkatkan peluang bertahan hidup. Penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan terapi antibodi monoklonal yang potensial.

Untuk mencegah penularan, langkah-langkah berikut disarankan:

1. Individu yang berisiko harus mengenakan peralatan pelindung saat berada di habitat kelelawar.
2. Menjaga kebersihan pribadi dan menghindari kontak dengan individu terinfeksi.
3. Barang-barang yang digunakan oleh pasien harus didisinfeksi atau dibuang dengan benar.

Penyakit Virus Marburg merupakan ancaman serius, terutama di wilayah yang mengalami wabah. Upaya pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi risiko penularan dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment