Sarapan Besar Bantu Jaga Kesehatan Mental Penderita Penyakit Jantung

11 Februari 2025 11:34
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Hasil data menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kalori terbanyak pada sarapan (rata-rata 791 kalori) memiliki kecenderungan 30% lebih rendah untuk mengalami depresi, dibandingkan dengan mereka yang makan sarapan paling sedikit (rata-rata 88 kalori).

Sahabat.com - Waktu dan jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, menurut sebuah penelitian baru. 

Peneliti dari China menemukan bahwa penderita penyakit jantung lebih mungkin untuk menghindari depresi jika mereka mengonsumsi sarapan besar yang kaya kalori. 

Penelitian ini mengungkapkan bahwa penderita penyakit jantung lebih rentan mengalami depresi dibandingkan dengan populasi umum, dan faktor diet terbukti memiliki peran penting dalam kejadian dan perkembangan depresi, seperti yang dijelaskan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Hongquan Xie dari Universitas Kedokteran Harbin.

Penelitian ini dipublikasikan dalam BMC Medicine baru-baru ini.

Menurut para peneliti, waktu konsumsi kalori "dapat mengatur ritme sirkadian dan metabolisme," dan gangguan pada ritme sirkadian mungkin berkontribusi pada perkembangan depresi.

Penderita penyakit jantung sudah berisiko tinggi mengalami depresi, sehingga penelitian ini mempelajari kemungkinan hubungan antara pola makan sehari-hari dan kesehatan mental pasien.

Tim peneliti menganalisis data dari Survei Kesehatan dan Pemeriksaan Nutrisi Nasional Amerika Serikat yang diambil dari tahun 2003 hingga 2018, melibatkan hampir 32.000 orang Amerika.

Sebanyak hampir 3.500 peserta (rata-rata berusia 66 tahun) memiliki penyakit jantung, dan 554 di antaranya juga didiagnosis menderita depresi. Para peserta juga melaporkan jenis dan waktu makan mereka dalam sehari.

Hasil data menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kalori terbanyak pada sarapan (rata-rata 791 kalori) memiliki kecenderungan 30% lebih rendah untuk mengalami depresi, dibandingkan dengan mereka yang makan sarapan paling sedikit (rata-rata 88 kalori).

Selain itu, saat orang memindahkan bahkan 5% kalori harian mereka dari makan malam atau makan siang ke sarapan, risiko depresi mereka turun hingga 5%.

Penelitian ini juga menemukan bahwa jenis nutrisi, seperti protein atau karbohidrat, tidak terkait dengan risiko depresi.

Kesimpulan utama dari tim peneliti adalah, waktu konsumsi makanan sama pentingnya dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Waktu konsumsi energi makanan harus disesuaikan dengan fluktuasi jam biologis tubuh untuk mengurangi risiko depresi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment