Sudah Beli Kacamata Anti Blue Light? Ternyata Manfaatnya Nggak Seheboh yang Kamu Kira!

Sahabat.com - Mungkin kamu termasuk salah satu yang sudah ikut tren pakai kacamata anti blue light demi melindungi mata dari layar gadget. 

Tapi, hasil riset terbaru bikin banyak orang berpikir ulang soal manfaatnya yang selama ini dianggap ampuh cegah mata lelah dan bantu tidur nyenyak. 

Penelitian yang dimuat dalam Cochrane Database of Systematic Reviews justru menunjukkan kalau kacamata ini belum tentu memberikan efek signifikan pada kesehatan mata.

Laura Downie, seorang peneliti dan dosen di Universitas Melbourne, menjelaskan bahwa berdasarkan tiga uji klinis yang diteliti, bukti yang ada masih belum cukup kuat untuk menyatakan bahwa lensa penyaring cahaya biru lebih baik dibanding lensa biasa. 

"Bukti menunjukkan mungkin tidak ada keunggulan dalam penggunaan lensa penyaring blue light dibandingkan lensa biasa untuk mengurangi kelelahan mata," katanya. 

Penelitian ini mengamati efek pemakaian selama dua jam sampai lima hari, dan hasilnya konsisten: efeknya minim.
Alasan mengapa efektivitas kacamata ini diragukan ternyata cukup masuk akal. 

Menurut Downie, jumlah cahaya biru yang dipancarkan dari layar komputer dan ponsel sebenarnya masih berada dalam batas aman. 

"Belum ada bukti biologis yang meyakinkan yang menunjukkan cahaya biru bisa langsung menyebabkan mata lelah," jelasnya lagi.

Belum cukup bukti juga kalau lensa penyaring blue light bisa bantu kualitas tidur. Bahkan, belum ada penelitian yang meneliti efeknya terhadap sensitivitas kontras, kemampuan membedakan warna, gangguan silau, atau kesehatan makula mata—bagian penting untuk penglihatan sentral.

Inna Lazar, seorang optometris dari Greenwich Eye Care, juga bilang kalau belum ada konsensus ilmiah soal dampak cahaya biru dari layar terhadap retina manusia. Walaupun beberapa lembaga seperti American Macular Degeneration Foundation sempat menyebutkan bahwa cahaya UV dan cahaya biru bisa berkontribusi pada kerusakan retina, namun itu lebih pada paparan ekstrem seperti menatap matahari langsung—bukan sekadar lihat layar laptop.

Menariknya, Lazar menyebutkan bahwa pengaruh terbesar dari cahaya biru adalah terhadap hormon tidur. 

“Paparan cahaya biru terutama sebelum tidur bisa menekan produksi melatonin dan bikin sulit tidur,” katanya. 

Tapi, dia juga menegaskan belum ada bukti kuat yang menunjukkan cahaya biru dari layar bisa menyebabkan kerusakan mata yang serius dalam jangka panjang.

Jadi sebenarnya, apa yang bisa kita lakukan biar mata nggak gampang lelah? Tips dari para ahli cukup simpel: sering-seringlah istirahat dari layar, sesuaikan kecerahan layar dengan pencahayaan ruangan, dan jangan lupa pakai kacamata hitam kalau lagi di luar ruangan. 

Lazar juga bilang, “Pastikan layar kamu sedikit di bawah garis mata dan jangan lupa berkedip!”

Kalau kamu udah beli kacamata anti blue light dan merasa nyaman, ya pakai aja terus. Beberapa orang merasa tidur mereka lebih nyenyak saat memakainya malam hari. Plus, gayanya juga oke-oke aja buat nongkrong di kafe atau kerja di coworking space.

Tapi kalau kamu berharap kacamata ini jadi solusi semua masalah mata saat kerja di depan layar, sebaiknya konsultasikan langsung ke optometris. Bisa jadi masalahnya bukan cuma dari cahaya biru, tapi karena gangguan penglihatan atau mata kering. Dan kalau ternyata kamu nggak merasa ada bedanya pakai kacamata itu, ya nggak usah dipaksakan juga.

Jadi, intinya: percaya pada kenyamanan sendiri. Kalau merasa terbantu, lanjutkan. 
Kalau enggak, cukup atur pencahayaan layar dan kasih mata kamu waktu istirahat.