Suplemen Olahraga Populer Ini Ternyata Bisa Picu Penyakit Jantung, Tapi Ada Cara Simpelnya Buat Netralkan!

07 Juli 2025 14:53
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Di balik popularitasnya, ternyata L-carnitine menyimpan kontroversi besar yang bikin para ahli geleng-geleng kepala. Salah satunya: bisa berkontribusi pada penyakit jantung!

Sahabat.com - Kalau kamu rutin nge-gym atau sekadar suka olahraga, pasti nggak asing sama yang namanya suplemen. Bahkan mungkin kamu pernah dengar atau pakai L-carnitine—suplemen yang katanya bisa bantu pemulihan otot dan bikin performa makin maksimal. 

Tapi, tunggu dulu. Di balik popularitasnya, ternyata L-carnitine menyimpan kontroversi besar yang bikin para ahli geleng-geleng kepala. Salah satunya: bisa berkontribusi pada penyakit jantung!

Jadi, L-carnitine itu sebenarnya zat yang secara alami diproduksi tubuh kita, terutama di ginjal, hati, dan otak. Awalnya, zat ini sempat dikira vitamin dan dijuluki vitamin BT. Tapi seiring waktu, ilmuwan menyimpulkan bahwa tubuh manusia normal biasanya sudah cukup memproduksi L-carnitine sendiri. 

Meski begitu, suplemen L-carnitine tetap dijual bebas dan bahkan sering ditambahkan ke dalam minuman energi atau bubuk protein. Buat kamu yang doyan daging, L-carnitine juga bisa ditemukan secara alami dalam daging merah, meskipun jumlahnya juga bisa kecil banget.

Nah, masalahnya mulai muncul ketika kita mengonsumsi L-carnitine dalam bentuk suplemen. Tubuh kita ternyata cuma bisa menyerap kurang dari 20% dari dosisnya. 

Sisanya? Meluncur ke usus besar, tempat tinggal triliunan mikroba. Dan di situlah drama dimulai. Mikroba ini akan “memakan” sisa L-carnitine dan mengubahnya menjadi zat bernama TMA (trimethylamine). TMA ini kemudian diserap tubuh dan dibawa ke hati, yang kemudian diubah menjadi TMAO (trimethylamine N-oxide)—zat yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

“L-carnitine dari makanan seperti daging jauh lebih aman karena tubuh lebih bisa menyerapnya, jadi lebih sedikit yang sampai ke kolon tempat mikroba memproduksi TMA,” kata peneliti dari Quadram Institute di Inggris.

Tapi kabar baiknya, ada trik yang cukup sederhana untuk menangkal efek negatif suplemen ini. Ternyata, makan buah delima bisa jadi penyelamat. Yup, delima kaya akan polifenol, terutama ellagitannins—senyawa yang sampai ke kolon hampir utuh dan bisa menghambat produksi TMA oleh mikroba usus.

Dalam eksperimen lab, para peneliti ngasih kultur mikroba usus suplemen L-carnitine, dan mereka mengukur seberapa banyak TMA yang diproduksi. Lalu, mereka mengulang eksperimen itu tapi kali ini dengan tambahan ekstrak delima. Hasilnya? Produksi TMA jauh berkurang drastis!

“Ekstrak delima yang kaya ellagitannins terbukti mampu menekan produksi TMA oleh mikroba usus,” jelas sang peneliti. 

Kabar makin baik: ellagitannins nggak cuma ada di delima, tapi juga bisa ditemukan di buah lain seperti raspberry dan kacang kenari. Jadi kalau kamu tetap ingin mengonsumsi L-carnitine tapi ingin meminimalkan risikonya, menambahkan lebih banyak buah dan kacang ke dalam pola makanmu bisa jadi langkah cerdas.

Saat ini, penelitian ini sedang dilanjutkan ke tahap uji coba pada manusia. Tujuannya? Mengetahui apakah konsumsi suplemen L-carnitine bersama ekstrak delima benar-benar aman dan lebih baik ketimbang mengonsumsi suplemennya saja.

Intinya, sebelum kamu menenggak suplemen karena ingin lebih bugar, ada baiknya kamu tahu cara meminimalkan risikonya. Kombinasi gaya hidup sehat, makanan alami, dan sedikit pengetahuan bisa jadi senjata ampuh buat menjaga tubuh tetap fit tanpa harus mengorbankan kesehatan jantungmu.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment