Sahabat.com - Bayangkan kamu sedang periksa ke dokter karena radang tenggorokan. Seorang perawat bertanya, “Ada alergi obat?” Tanpa pikir panjang kamu jawab, “Penisilin.”
Mungkin itu jawaban otomatis yang sudah kamu ucapkan sejak kecil—karena dulu pernah muncul ruam, atau mungkin karena orang tua bilang begitu.
Tapi tahukah kamu, kemungkinan besar kamu sebenarnya tidak benar-benar alergi terhadap penisilin?
Menurut Prof. Elizabeth W. Covington, seorang apoteker klinis spesialis penyakit infeksi dari Amerika, hanya sekitar 1 dari 10 orang yang mengaku alergi penisilin benar-benar mengalaminya.
“Sebagian besar pasien yang diberi label alergi penisilin ternyata tidak punya alergi sungguhan,” jelasnya.
Obat penisilin adalah antibiotik pertama yang ditemukan, dan sampai sekarang masih jadi andalan untuk mengobati infeksi seperti sakit tenggorokan, infeksi telinga, saluran kemih, pneumonia, hingga gigi.
Obat ini tergolong antibiotik spektrum sempit, artinya hanya menyerang bakteri tertentu—yang justru membuatnya lebih aman dan efektif jika digunakan dengan tepat.
Sayangnya, kalau kamu tercatat punya alergi penisilin, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik spektrum luas yang lebih kuat, mahal, dan sering menimbulkan efek samping. Yang lebih parah, ini bisa mempercepat resistensi antibiotik, kondisi serius saat bakteri jadi kebal terhadap obat.
Banyak kesalahan terjadi waktu kita masih kecil. Saat minum antibiotik lalu muncul ruam, itu belum tentu reaksi alergi. Bisa jadi ruamnya datang dari infeksi virus yang memang sering bikin ruam sendiri. Tapi karena waktunya berdekatan, akhirnya kita disangka alergi dan label itu menempel seumur hidup.
Ada juga yang salah kaprah karena mengira alergi bisa diwariskan. Padahal, punya orang tua atau saudara yang alergi bukan berarti kamu pasti ikut-ikutan alergi juga. Lebih mengejutkan lagi, 80% orang yang benar-benar punya alergi penisilin bisa kehilangan alerginya setelah 10 tahun.
Kalau kamu ragu, cara paling aman adalah konsultasi ke dokter atau apoteker. Mereka akan menggali riwayat reaksimu secara detail: mulai dari gejala yang muncul, berapa lama setelah minum obat, butuh penanganan atau tidak, sampai apakah kamu pernah minum antibiotik serupa tanpa masalah.
Kalau dirasa perlu, kamu bisa menjalani tes alergi kulit atau langsung tes tantangan oral dengan dosis kecil amoksisilin di bawah pengawasan tenaga medis. Studi terbaru bahkan menunjukkan bahwa cara ini cukup aman untuk mengetahui status alergi sesungguhnya.
“Mengetahui kamu benar-benar alergi atau tidak bisa membuka jalan ke pengobatan yang lebih tepat, lebih aman, dan lebih hemat biaya,” tambah Covington.
Jadi sahabat, sebelum kamu terus-terusan bilang alergi penisilin, ada baiknya cek ulang. Siapa tahu selama ini kamu cuma salah paham. Karena semakin cepat kamu tahu kebenarannya, semakin besar peluang kamu mendapatkan pengobatan yang terbaik—tanpa risiko dan tanpa salah arah.
0 Komentar
Leave a comment