Ternyata Stres Bisa Bikin Napas Makin Sesak dan Hidup Jadi Suram!

30 April 2025 14:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam penelitian tersebut, para peneliti melihat keterkaitan antara stres yang dirasakan dengan kesehatan pernapasan, aktivasi trombosit, stres oksidatif, dan peradangan sistemik—semuanya adalah proses biologis yang bisa memperparah COPD.

Sahabat.com - Sahabat, siapa sangka kalau rasa stres yang selama ini kamu anggap sepele ternyata bisa memperparah masalah pernapasan dan menurunkan kualitas hidup secara drastis, terutama bagi mereka yang hidup dengan penyakit paru obstruktif kronik (COPD)? 

Temuan ini datang dari sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam Chronic Obstructive Pulmonary Diseases: Journal of the COPD Foundation edisi Maret 2025.

COPD adalah penyakit paru-paru kronis yang mencakup kondisi seperti bronkitis kronis dan emfisema. Penyakit ini menyerang lebih dari 30 juta orang di Amerika dan menjadi penyebab kematian keempat terbanyak di dunia. 

Dan, sahabat, ternyata bukan hanya asap atau polusi yang jadi penyebabnya—stres pun bisa memperburuk kondisinya. 

Studi ini mengamati data dari penelitian CURE COPD, yang mengevaluasi dampak obesitas, pola makan buruk, dan kualitas udara dalam ruangan terhadap mantan perokok yang hidup di kawasan perkotaan berpenghasilan rendah.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti melihat keterkaitan antara stres yang dirasakan dengan kesehatan pernapasan, aktivasi trombosit, stres oksidatif, dan peradangan sistemik—semuanya adalah proses biologis yang bisa memperparah COPD. 

Dr. Obiageli Lynda Offor, peneliti utama sekaligus rekan Pulmonologi dan Perawatan Intensif di Johns Hopkins Medicine, menyampaikan langsung, “Ada bukti yang semakin kuat bahwa faktor psikososial, termasuk stres yang dirasakan, berhubungan dengan memburuknya gejala pernapasan pada penderita COPD. Aktivasi trombosit, yang mungkin memicu peradangan, dan stres oksidatif, yang dapat merusak sel dan jaringan, juga dipengaruhi oleh stres ini.”

Sahabat, bayangkan kalau kamu sudah susah bernapas, lalu ditambah dengan tekanan batin, rasa kesepian, atau kurang dukungan emosional. Hidup pasti terasa lebih berat. 

Itulah kenapa penting sekali untuk tidak hanya fokus pada pengobatan medis, tapi juga menjaga kesehatan mental dan emosi.

Meski penelitian ini dilakukan pada kelompok kecil pasien, hasilnya sudah cukup membuka mata bahwa stres bukan sekadar perasaan—ia bisa menjalar ke seluruh tubuh dan memperburuk kondisi fisik yang sudah rapuh. 

Dr. Offor menambahkan, “Hasil studi ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut tentang bagaimana stres memengaruhi kesehatan pernapasan serta pentingnya menangani faktor psikososial untuk membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang.”

Sahabat, jangan remehkan stres. Jaga pikiran tetap tenang, luangkan waktu untuk diri sendiri, dan jangan ragu cari bantuan jika kamu merasa tertekan. Karena ternyata, pikiran yang tenang bisa jadi kunci untuk napas yang lebih lega.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment