Ternyata Tubuh Kita Bisa Bercahaya, Tapi Cahayanya Hilang Saat Kita Meninggal!

15 Mei 2025 11:21
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Cahaya ini diduga muncul karena reaksi stres dalam sel hidup, seperti saat tubuh kekurangan nutrisi, kena racun, atau diserang patogen. Dalam kondisi itu, sel menghasilkan molekul oksigen reaktif, yang bisa memicu reaksi kimia dan memunculkan kilatan cahaya.

Sahabat.com - Pernah kepikiran nggak sih kalau tubuh kita bisa bercahaya? Bukan cuma dalam arti metafora, tapi benar-benar mengeluarkan cahaya beneran. 

Penelitian terbaru dari University of Calgary dan National Research Council of Canada menunjukkan kalau semua makhluk hidup, termasuk manusia, sebenarnya memancarkan cahaya lemah yang bisa terlihat—dan cahaya ini langsung lenyap saat makhluk tersebut meninggal dunia.

Penelitian ini awalnya memang terdengar kayak kisah mistis, mirip-mirip aura atau energi spiritual gitu. Tapi ternyata, ini adalah fenomena nyata yang disebut biophoton. Cahaya ini super lemah, jadi biasanya tertutup oleh cahaya lingkungan dan panas tubuh. 

Tapi para ilmuwan berhasil menangkapnya lewat teknologi kamera super sensitif yang bisa mendeteksi cahaya sangat redup.

Vahid Salari, seorang fisikawan dari University of Calgary, dan timnya berhasil mengamati pancaran cahaya dari tubuh tikus hidup dan membandingkannya dengan tikus yang sudah mati.

"Cahayanya jelas berkurang drastis setelah tikus-tikus itu mati," ungkap tim peneliti.

Mereka memotret tikus-tikus tersebut selama satu jam saat masih hidup, lalu satu jam lagi setelah mati—dan hasilnya mengejutkan!

Mereka juga menguji cahaya biophoton ini pada daun tanaman seperti Arabidopsis thaliana dan Heptapleurum arboricola. Saat daun-daun itu dilukai atau diberi bahan kimia tertentu, bagian yang terluka jadi jauh lebih bercahaya dibanding bagian lainnya. 

"Bagian yang terluka jauh lebih terang selama 16 jam pemotretan," kata para peneliti.

Cahaya ini diduga muncul karena reaksi stres dalam sel hidup, seperti saat tubuh kekurangan nutrisi, kena racun, atau diserang patogen. Dalam kondisi itu, sel menghasilkan molekul oksigen reaktif, yang bisa memicu reaksi kimia dan memunculkan kilatan cahaya. 

Bisa dibilang, ini seperti cara tubuh memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang nggak beres.
Bayangkan kalau teknologi ini nanti bisa dipakai untuk mendeteksi kondisi kesehatan manusia tanpa harus menyentuh atau mengambil sampel apapun. 

Cukup dengan mengamati cahaya halus dari tubuh, para dokter bisa tahu apakah tubuh kita sedang sehat atau sedang stres.

Penelitian keren ini diterbitkan di The Journal of Physical Chemistry Letters, dan membuka kemungkinan baru dalam dunia medis maupun pertanian. Siapa tahu, suatu hari nanti kita bisa tahu kondisi tubuh hanya dari "kilau" yang tak terlihat mata.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment