Tidur Cukup Bantu Tingkatkan Fungsi Otak Remaja

23 April 2025 13:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Tidur berperan penting dalam membersihkan racun dari otak, memperkuat koneksi antar sel otak, dan membantu pembentukan ingatan serta kemampuan berpikir.

Sahabat.com - Sebuah studi terbaru dari Universitas Cambridge dan Universitas Fudan di China menunjukkan bahwa remaja yang tidur lebih awal dan memiliki durasi tidur lebih lama cenderung memiliki fungsi otak yang lebih baik serta lebih unggul dalam tes kognitif dibanding teman sebaya mereka yang tidur lebih larut.

Meski begitu, para peneliti mengungkapkan bahwa sebagian besar remaja di Amerika Serikat, tempat studi dilakukan, belum mencapai durasi tidur yang direkomendasikan, yakni antara 8 hingga 10 jam per malam sesuai panduan dari American Academy of Sleep Medicine.

Tidur berperan penting dalam membersihkan racun dari otak, memperkuat koneksi antar sel otak, dan membantu pembentukan ingatan serta kemampuan berpikir. Di masa remaja, kebiasaan tidur cenderung berubah, dengan banyak yang tidur lebih malam dan bangun lebih awal, yang berdampak pada kesehatan otak dan perkembangan kognitif.

Dalam studi ini, lebih dari 3.200 remaja usia 11–12 tahun diberi perangkat Fitbit untuk merekam data tidur secara objektif. Data ini kemudian dibandingkan dengan hasil MRI otak dan tes kognitif. Peneliti juga meninjau kembali hasil pada 1.190 remaja lain usia 13–14 tahun sebagai pembanding.

Hasilnya, remaja dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan kebiasaan tidur:

Kelompok 1 (39%) tidur rata-rata 7 jam 10 menit, tidur paling larut dan bangun paling awal.

Kelompok 2 (24%) tidur rata-rata 7 jam 21 menit dengan kebiasaan tidur rata-rata.

Kelompok 3 (37%) tidur rata-rata 7 jam 25 menit, tidur paling awal dan memiliki detak jantung terendah saat tidur.

Kelompok 3 menunjukkan hasil paling baik dalam tes kognitif seperti membaca, kosa kata, dan pemecahan masalah, serta memiliki volume otak yang lebih besar dan fungsi otak lebih optimal. Sebaliknya, kelompok 1 memiliki hasil terendah.

“Perbedaan tidur sekitar 15 menit saja ternyata berdampak pada fungsi otak dan hasil tes. Ini menunjukkan betapa pentingnya tidur berkualitas pada masa remaja,” ujar Prof. Barbara Sahakian, pakar psikiatri dari Universitas Cambridge.

Dr. Qing Ma dari Universitas Fudan menambahkan bahwa meski studi ini belum bisa membuktikan sebab-akibat secara langsung, banyak penelitian lain yang mendukung hubungan positif antara tidur dan kemampuan belajar.

Tim peneliti juga mencatat bahwa detak jantung saat tidur yang lebih rendah—seperti pada kelompok 3—menandakan kualitas tidur yang lebih baik dan kondisi kesehatan yang lebih optimal.

Dr. Wei Cheng, peneliti senior dari Universitas Fudan, menekankan pentingnya memahami penyebab remaja tidur lebih malam, seperti penggunaan gawai atau gangguan ritme sirkadian alami.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment