Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru dari University Medical Center Utrecht (UMC Utrecht) menunjukkan bahwa jika pengobatan HIV yang benar-benar menyembuhkan atau setidaknya bisa menekan virus tanpa harus minum obat terus-menerus (remisi), berhasil dikembangkan dan digunakan secara luas, maka jumlah kasus HIV baru bisa berkurang secara signifikan—khususnya di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria (MSM).
Penelitian ini menggunakan model matematika untuk memproyeksikan dampak dari dua skenario pengobatan: remisi HIV (virus ditekan tanpa obat harian) dan eradikasi HIV (virus benar-benar hilang dari tubuh). Hasilnya menunjukkan bahwa kedua skenario ini bisa menurunkan angka infeksi baru secara konsisten jika dibandingkan dengan kondisi tanpa pengobatan penyembuh.
Namun, jika pengobatan hanya menghasilkan remisi sementara dan virus bisa muncul kembali (rebound), maka risiko penularan justru bisa meningkat. Ini terutama terjadi jika kambuhnya virus tidak dipantau dengan ketat dan segera ditangani.
“Jika virus kembali dalam waktu rata-rata dua tahun, bahkan pemeriksaan rutin dua minggu sekali belum cukup untuk mencegah penularan,” jelas peneliti utama, Dr. Ganna Rozhnova.
“Namun jika rebound terjadi dalam enam tahun, dampaknya lebih positif, asalkan tetap dilakukan pemantauan ketat.”
Penurunan kasus HIV di Belanda sendiri sudah cukup signifikan sejak 2008, berkat penggunaan profilaksis pra pajanan (PrEP) dan terapi antiretroviral (ART) yang menurunkan risiko penularan.
Meski demikian, hingga kini masih belum ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan HIV secara luas dan terjangkau.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya mengembangkan terapi yang tidak hanya efektif secara medis, tetapi juga bisa diterapkan secara luas dan terjangkau untuk masyarakat umum.
Sejauh ini, beberapa orang memang pernah “sembuh” dari HIV lewat transplantasi sel induk yang tahan terhadap HIV, namun metode ini belum bisa digunakan secara massal.
Penelitian ini menjadi langkah awal penting untuk mengevaluasi apakah strategi penyembuhan HIV bisa membantu menghentikan epidemi HIV, tidak hanya di Belanda tapi juga di negara lain, termasuk kawasan dengan tingkat infeksi tinggi seperti Afrika.
0 Komentar
Rahasia Umur Panjang Tanpa Obat! Ternyata Gowes Bisa Jadi Jurus Sakti Para Lansia Jepang
Terungkap! Trauma Masa Kecil Ibu Bisa Bikin Bayi Laki-Laki Cepat Gemuk Sejak Usia 2 Bulan
Diet Mediterania Turunkan Risiko Kanker Payudara hingga 13%, Terutama pada Wanita Pasca-Menopause
Tidur Cukup Bantu Tingkatkan Fungsi Otak Remaja
Studi Besar: Ganja Medis Terbukti Efektif Bantu Pasien Kanker
Leave a comment