Stres Saat Hamil Bisa Pengaruhi Sistem Saraf dan Kekebalan Bayi Perempuan

23 April 2025 11:50
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini menganalisis darah tali pusat dari bayi-bayi yang ibunya mengalami stres tinggi.

Sahabat.com - Stres yang dialami ibu saat hamil ternyata dapat memberikan dampak besar bagi bayi yang dikandungnya, terutama bagi bayi perempuan. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian terbaru dari Hebrew University of Jerusalem yang dipublikasikan di jurnal Molecular Psychiatry.

Penelitian ini dilakukan oleh Prof. Hermona Soreq dan Shani Vaknine Treidel dari Edmond and Lily Safra Center for Brain Science. Mereka meneliti bagaimana stres selama kehamilan bisa memengaruhi bayi pada tingkat molekuler, dengan fokus khusus pada perbedaan dampak antara bayi laki-laki dan perempuan.

Para peneliti menemukan bahwa stres psikologis yang dirasakan ibu, terutama di trimester ketiga kehamilan, dapat mengubah sistem biologis bayi, khususnya sistem kolinergik yang berperan dalam respon terhadap stres dan peradangan. 

“Bahkan sebelum bayi lahir, stres yang dirasakan ibu bisa mempengaruhi cara tubuh bayi menghadapi stres di masa depan,” kata Prof. Soreq.

Penelitian ini menganalisis darah tali pusat dari bayi-bayi yang ibunya mengalami stres tinggi. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan signifikan pada molekul RNA kecil yang disebut tRNA fragments (tRFs), yang berperan dalam pengaturan gen. Perubahan ini paling kuat terlihat pada bayi perempuan, terutama pada tRFs yang berasal dari DNA mitokondria.

Banyak tRFs yang terdampak ini berhubungan dengan asetilkolin—zat kimia otak yang penting untuk fungsi otak dan sistem imun. Bayi dari ibu yang mengalami stres, khususnya laki-laki, juga ditemukan memiliki kadar enzim asetilkolinesterase (AChE) yang lebih tinggi, yang bisa menunjukkan sistem respon stres yang tidak seimbang sejak lahir.

Menggunakan teknologi kecerdasan buatan, para peneliti bahkan berhasil membedakan bayi perempuan yang terpapar stres saat dalam kandungan hanya dari pola tRFs mereka dengan tingkat akurasi hingga 95%. Temuan ini membuka kemungkinan adanya tes diagnosis dini untuk mengetahui dampak stres kehamilan terhadap bayi.

“Penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya kesehatan mental ibu selama hamil, karena bisa meninggalkan jejak jangka panjang pada anak,” kata Shani Vaknine Treidel. 

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek internasional FELICITy dan melibatkan kerjasama dengan berbagai universitas dunia seperti Technical University of Munich dan University of Washington.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment