Waspadai Neuralgia Trigeminal: Nyeri Wajah yang Perlu Diperhatikan

07 Oktober 2024 11:10
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam penanganan neuralgia trigeminal, pasien umumnya akan menerima perawatan untuk meredakan nyeri saraf, dan jika diperlukan, tindakan operasi untuk meningkatkan kesembuhan.

Sahabat.com - Nyeri di area wajah bukanlah hal yang sepele. Mereka yang sering merasakannya diingatkan untuk waspada terhadap neuralgia trigeminal. Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Astryanovita SpS, seorang Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, Jakarta.

Neuralgia trigeminal disebabkan oleh iritasi pada saraf trigeminal, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal sensori seperti rasa sakit, sentuhan, tekanan, dan suhu dari wajah ke otak. 

“Jika nyeri muncul secara tiba-tiba, terasa sangat tajam, dan mirip seperti ditusuk atau terbakar, biasanya nyeri ini hanya muncul di satu sisi wajah,” jelas dr. Astryanovita.

Berdasarkan informasi dari Mayo Clinic, bahkan aktivitas ringan, seperti menggosok gigi atau merias wajah, bisa memicu nyeri. Neuralgia trigeminal termasuk dalam kategori nyeri kronis yang dapat berlangsung lama. Awalnya, seseorang mungkin mengalami nyeri yang singkat dan ringan, tetapi seiring waktu, gejala ini dapat memburuk, menyebabkan nyeri yang lebih lama dan lebih sering. Kondisi ini cenderung lebih umum pada wanita dan orang berusia di atas 50 tahun.

Gejala yang mungkin muncul akibat neuralgia trigeminal meliputi:

- Rasa nyeri yang hebat, mirip seperti sengatan listrik.
- Nyeri yang tiba-tiba muncul dan bisa dipicu oleh aktivitas seperti menyentuh wajah, berbicara, atau mengunyah.
- Episode nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
- Nyeri yang disertai kejang pada wajah.
- Nyeri yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, dengan beberapa individu mengalami periode tanpa nyeri.
- Nyeri di area yang dipersarafi oleh saraf trigeminal, seperti pipi, rahang, gigi, gusi, atau bibir. Dalam kasus yang jarang, bisa juga mengenai mata dan dahi.
- Nyeri yang terjadi di satu sisi wajah.
- Rasa nyeri yang terpusat atau menyebar ke area yang lebih luas.
- Nyeri yang jarang terjadi saat tidur.
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas nyeri seiring waktu.

dr. Astryanovita menjelaskan bahwa rasa sakit ini dapat muncul secara tiba-tiba atau sebagai reaksi terhadap aktivitas sehari-hari seperti makan atau mencuci wajah. Ia menekankan pentingnya membedakan neuralgia trigeminal dari gangguan lain dengan gejala yang mirip, seperti masalah gigi atau sinus.

Oleh karena itu, dr. Astryanovita menyarankan siapa pun yang mengalami gejala ini untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Salah satu cara untuk melakukan diagnosis awal adalah dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada wajah.

“MRI penting untuk menentukan penyebab neuralgia trigeminal, yang bisa berasal dari tiga tipe,” ujarnya.

Ketiga tipe tersebut adalah: tipe klasik, di mana neuralgia trigeminal disebabkan oleh tekanan pada pembuluh darah; tipe sekunder, yang muncul akibat penyakit lain; dan tipe idiopatik, di mana penyebabnya tidak dapat ditentukan.

Dalam penanganan neuralgia trigeminal, pasien umumnya akan menerima perawatan untuk meredakan nyeri saraf, dan jika diperlukan, tindakan operasi untuk meningkatkan kesembuhan. dr. Astryanovita mencatat bahwa tingkat keberhasilan operasi cukup tinggi, berkisar antara 62-89 persen, dengan risiko kekambuhan kurang dari 2 persen dalam lima tahun pascaoperasi.

"Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat memahami penyebab dari gejala yang dialami. Ingat, Anda tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini; kita dapat berjuang bersama untuk mencapai kesembuhan," tutup dr. Astryanovita.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment