Sahabat.com - Anak-anak prasekolah kerap mengalami tantrum dan itu membuat kerepotan tersendiri bagi para orangtua. Anak-anak yang kena tantrum biasanya mengalami emosional yang berlebihan, anak-anak menjadi gampang marah, gampang frustasi, kecewa dan tak sedikit yang agresif.
Peran orangtua sangat penting ketika anak mengalami tantrum, karena orangtualah yang berada dekat dengan anak mereka. Namun demikian tak sedikit orangtua yang mengalami kesulitan dalam menenangkan anak mereka ketika mengalami tantrum.
Bahkan dalam kepercayaan orangtua jaman dahulu kala, tantrum bisa saja dikaitkan dengan hal-hal mistis dan lain sebagainya.
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu mengelola dan mencegah terjadinya tantrum secara berlebihan. Apa saja tipsnya? Berikut ulasannya.
1. Anak Wajib Diberikan Pemahaman dan Empati
Memberikan pemahaman dan empati kepada anak adalah salah satu cara terbaik untuk mengelola tantrum mereka. Cobalah untuk memahami penyebab di balik perilaku tantrumnya. Mungkin anak merasa frustasi karena tidak dapat melakukan sesuatu atau tidak mendapatkan yang diinginkannya. Berikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan perasaannya dengan aman, dan berikan perhatian penuh saat mereka berbicara. Ketika anak merasa didengar dan dipahami, mereka mungkin akan lebih mudah untuk tenang.
2. Menawarkan Alternatif Opsi
Salah satu penyebab umum tantrum adalah rasa frustrasi karena merasa tidak memiliki kendali atas situasi. Memberikan anak pilihan dapat membantu mereka merasa lebih berdaya dan mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.
Misalnya, saat meminta anak untuk memilih baju yang akan mereka kenakan, beri mereka pilihan antara dua pakaian yang kamu pilih sebelumnya. Hal ini membantu anak merasa memiliki kendali atas keputusan mereka sendiri dan mengurangi potensi konflik.
3. Membantu Anak Mengelola Emosi
Anak-anak seringkali belum memiliki kemampuan untuk mengelola emosi mereka dengan baik. Mereka mungkin merasa terlalu emosional atau frustrasi tanpa tahu cara mengatasinya. Sebagai orang tua atau pengasuh, Sahabat Fimela dapat membantu anak mengembangkan keterampilan mengelola emosi dengan memberikan contoh dan mendukung mereka saat mereka merasa kesulitan. Ajarkan mereka teknik-teknik relaksasi seperti bernapas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh saat mereka merasa marah atau frustrasi.
4. Konsisten dalam Menerapkan Aturan dan Batasan
Konsistensi dalam penerapan aturan dan batasan adalah kunci untuk mencegah tantrum yang berulang. Pastikan bahwa aturan yang dibuat olehmu bersifat jelas dan konsisten. Jika perlu, berikan konsekuensi yang sesuai jika aturan dilanggar.
Anak-anak membutuhkan struktur dan batasan yang jelas untuk merasa aman dan terlindungi. Ketika mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka dan konsekuensi dari perilaku yang tidak sesuai, mereka cenderung lebih mampu untuk mengendalikan emosi dan menghindari tantrum.
Dalam menghadapi tantrum, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan kepribadian yang berbeda. Apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Penting untuk tetap sabar dan fleksibel dalam mengatasi tantrum anak.
Dengan memberikan pemahaman, menyediakan pilihan, membantu anak mengelola emosi, dan menjaga konsistensi dalam batasan, kamu dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat dan mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum yang berulang.
0 Komentar
Terungkap! ADHD Bisa Picu Gangguan Cemas Serius pada Anak Perempuan, Waspadai Gejalanya Sejak Dini!
Hati-Hati, Mobil SUV Bisa Jadi Pembunuh Diam-Diam di Jalanan!
Miris! Orang Tua yang Kecanduan Alkohol 2 Kali Lebih Rentan Menyakiti Anak, Ini Fakta Mengejutkannya
Fakta Mengejutkan: Perempuan Kini Unggul di Olahraga Ekstrem, Sahabat Pasti Nggak Nyangka!
Bahaya Tersembunyi di Balik Asap Manis Vape: Bisa Bikin Paru-Paru Rusak Permanen, Sahabat!
Leave a comment