Apakah Berdiri Terlalu Lama Berbahaya bagi Kesehatan Jantung?

22 Oktober 2024 10:52
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Risiko penyakit sirkulasi ortostatik meningkat rata-rata 11% untuk setiap tambahan 30 menit setelah berdiri lebih dari dua jam per hari.

Sahabat.com - Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa duduk dalam jangka waktu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan kardiovaskular. Beberapa studi menyatakan bahwa berdiri dalam waktu lama mungkin membantu mengurangi efek buruk dari duduk terlalu lama.

Namun, penelitian terbaru dari Universitas Sydney menunjukkan bahwa berdiri lebih banyak tidak meningkatkan kesehatan jantung dibandingkan dengan duduk dalam jangka panjang, dan dapat meningkatkan risiko masalah sirkulasi terkait berdiri, seperti trombosis vena dalam dan varises. Penelitian ini dipublikasikan dalam International Journal of Epidemiology.

Berdiri Tidak Meningkatkan Risiko Jangka Panjang

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data dari perangkat akselerometer—alat yang digunakan untuk melacak gerakan—dari sekitar 83.000 orang dewasa di UK Biobank. Data ini menilai berapa lama peserta menghabiskan waktu untuk duduk dan berdiri setiap hari.

Para peneliti juga mencatat kejadian penyakit kardiovaskular utama dalam populasi studi, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke, serta insiden penyakit sirkulasi ortostatik seperti hipotensi ortostatik, varises, insufisiensi vena kronis, dan ulkus vena.

Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan untuk berdiri tidak terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular, dan juga tidak meningkatkan kesehatan kardiovaskular dalam jangka panjang jika dibandingkan dengan duduk.

“Temuan ini tidak mengejutkan karena untuk meningkatkan kesehatan jantung, biasanya diperlukan aktivitas fisik. Oleh karena itu, penting untuk mencampurkan aktivitas fisik dengan berdiri,” kata Matthew Ahmadi, PhD, peneliti utama studi ini.

Risiko Meningkat Setelah Berdiri Selama 2 Jam

Ahmadi dan timnya menemukan bahwa risiko penyakit sirkulasi ortostatik meningkat rata-rata 11% untuk setiap tambahan 30 menit setelah berdiri lebih dari dua jam per hari. 

“Mirip dengan duduk, berdiri dalam waktu lama dapat menyebabkan darah terakumulasi di kaki. Ketika berdiri diam, otot tidak secara aktif membantu memompa darah dari kaki ke jantung, yang dapat menyebabkan masalah seperti varises dan trombosis vena dalam. Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan berdiri dengan berjalan dan bentuk gerakan lainnya,” jelas Ahmadi.

Duduk Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Para peneliti melaporkan bahwa risiko penyakit sirkulasi ortostatik meningkat rata-rata 26% untuk setiap jam tambahan setelah duduk selama 10 jam sehari. Risiko penyakit kardiovaskular meningkat rata-rata 15% untuk setiap jam tambahan duduk setelah 10 jam.

“Temuan ini mengonfirmasi studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kami juga mengeksplorasi asosiasi duduk dengan risiko insiden ortostatik,” kata Ahmadi.

“Berdiri lebih baik daripada duduk, dan untuk meningkatkan kesehatan jantung secara optimal serta mencegah kondisi sirkulasi, penting untuk mencampurkan aktivitas fisik dengan berdiri dan bergerak. Untuk mengoptimalkan kesehatan jantung, seseorang harus menggabungkan berdiri dengan periode berjalan dan bergerak,” tambahnya.

Berapa Lama Berdiri yang Optimal untuk Kesehatan?

Medical News Today juga berbicara dengan Christopher Yi, MD, seorang ahli bedah vaskular bersertifikat di Memorial Orange Coast Medical Center, mengenai studi ini. Ia mengaku sedikit terkejut dengan temuan ini.

“Saya sebelumnya melihat studi yang menyatakan bahwa berdiri lebih sehat dibandingkan duduk, jadi saya terkejut melihat bahwa berdiri tidak sebaik yang kita kira. Namun, sebagai ahli bedah vaskular, saya sering melihat orang dengan gangguan sirkulasi ortostatik, yang berkaitan dengan masalah akibat berdiri terlalu lama,” ujar Yi.

“Studi ini menunjukkan bahwa risiko meningkat setelah berdiri lebih dari dua jam sehari, yang terkait dengan risiko lebih tinggi penyakit sirkulasi ortostatik. Peneliti merekomendasikan maksimal dua jam berdiri, dan biasanya menyarankan untuk aktif bergerak di antara dua jam tersebut, bukan hanya berdiri diam,” tambahnya.

Saat ditanya tentang langkah selanjutnya dalam penelitian ini, Yi berharap agar ada studi tambahan yang meneliti peserta yang tidak diam.

“Saya yakin mereka akan melihat perbedaan dramatis antara yang berdiri diam dan yang bergerak dalam hal berdiri, berjalan, dan duduk. Saya pikir itu akan menjadi studi yang lebih komparatif dan lengkap,” pungkasnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment