Sahabat.com - Sebuah studi dari Spanyol mengungkap bahwa bahan tambahan plastik (plastic additives) ditemukan dalam sebagian besar produk makanan, termasuk makanan bayi dalam kemasan kaca.
Salah satu bahan kimia bahkan melebihi ambang batas keamanan untuk bayi dalam skenario paparan tinggi.
Penelitian ini diterbitkan di Journal of Hazardous Materials dan meneliti paparan zat tambahan plastik dalam makanan sehari-hari.
Para peneliti menemukan bahwa zat kimia seperti organophosphate esters (OPEs), phthalates (PAEs), dan non-phthalate plasticizers (NPPs) umum digunakan dalam industri plastik.
Walaupun beberapa di antaranya kini dianggap berbahaya, bahan ini tetap ditemukan dalam makanan yang dikonsumsi masyarakat.
Ditemukan dalam Makanan Bayi hingga Daging
Sebanyak 109 sampel makanan dari berbagai kelompok — seperti makanan bayi, daging, produk susu, ikan, sayur, hingga makanan manis — dianalisis. Hasilnya, 85% dari makanan tersebut mengandung minimal satu jenis bahan kimia plastik. Yang paling sering ditemukan adalah ATBC (acetyl tributyl citrate), terutama pada makanan bayi dan makanan manis.
ATBC diketahui dapat berpindah ke makanan melalui lapisan tutup pada kemasan kaca. Sementara bahan kimia DEHA ditemukan dalam daging serta produk susu dan telur, terutama pada produk segar yang dibungkus plastik.
Proses Memasak Meningkatkan Kandungan Kimia
Cara memasak juga memengaruhi tingkat kandungan bahan kimia. Memasak dengan oven atau microwave ternyata bisa meningkatkan jumlah zat kimia dalam makanan, terutama jika waktu memasaknya cukup lama.
Sebagai contoh, pada makanan siap saji seperti kentang dan brokoli, kandungan ATBC melonjak hingga puluhan kali lipat setelah dimasak.
Paparan Tinggi pada Bayi dan Balita
Peneliti menghitung takaran harian bahan kimia yang masuk ke tubuh (EDI — Estimated Daily Intake). Bayi menjadi kelompok yang paling rentan. Pada kondisi normal, bayi bisa terpapar sekitar 2.262 ng/kg berat badan per hari.
Namun dalam skenario paparan tinggi, jumlah ini bisa melonjak drastis hingga 516.000 ng/kg per hari.
Paparan tinggi ini berasal dari makanan bayi, yang ternyata mengandung bahan kimia plastik cukup tinggi. Sementara pada balita, daging menjadi sumber utama paparan.
Risiko Kesehatan Serius
Beberapa bahan kimia seperti DEHA menunjukkan nilai HQ (Hazard Quotient) melebihi angka 1 pada bayi dalam skenario paparan tinggi.
Artinya, jumlah bahan kimia yang masuk melebihi ambang batas yang dianggap aman, dan bisa menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan hormon, perkembangan otak, dan penyakit hati.
Meski demikian, para peneliti mengingatkan bahwa makanan bukan satu-satunya jalur paparan. Zat kimia ini juga bisa masuk ke tubuh lewat debu, udara yang terhirup, dan kontak kulit.
Perlu Penelitian dan Regulasi Lebih Lanjut
Penelitian ini berfokus di Barcelona dan masih memiliki keterbatasan, seperti variasi jenis kemasan dan asumsi berat badan konsumen. Namun hasil ini tetap menunjukkan perlunya pengawasan ketat terhadap kandungan bahan kimia dalam makanan, khususnya yang ditujukan untuk bayi dan anak kecil.
0 Komentar
Kasur Bayi Bisa Bahayakan Otak Anak? Ini Fakta Mengejutkan yang Wajib Diketahui Para Orang Tua!
Mau Tekanan Darah Stabil Tanpa Ribet? Rahasia Sederhana Ini Lebih Ampuh dari Cuma Kurangi Garam!
Cuaca Ekstrem Bikin Kita Doyan Lemak? Ini Fakta Mengejutkannya!
Kaki Sering Dingin dan Berat? Waspada, Bisa Jadi Tanda Masalah Serius di Pembuluh Darah!
Leave a comment