Terungkap! 'Sidik Jari' Sel Misterius Pemicu Artritis Anak yang Bikin Ilmuwan Terpukau

03 Juli 2025 12:04
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini menjadi terobosan karena untuk pertama kalinya, para peneliti mengambil sampel jaringan langsung dari sendi anak-anak saat mereka menerima suntikan obat.

Sahabat.com - Pernahkah sahabat membayangkan bagaimana rasanya saat si kecil yang aktif tiba-tiba sulit berjalan karena lututnya bengkak dan nyeri? 

Itu yang dialami Aurelia, seorang gadis kecil penuh semangat dari London. Saat liburan, ia mengalami nyeri dan bengkak pada lututnya yang awalnya diduga hanya cedera ringan. Tapi setelah gejala tak kunjung membaik, ia akhirnya didiagnosis menderita artritis. Mengejutkan, apalagi mengingat ia begitu aktif dengan seni, musik, dan olahraga.

Nah, kabar terbarunya datang dari tim ilmuwan dari University of Birmingham, UCL, Great Ormond Street Hospital, dan Birmingham Children’s Hospital yang berhasil memetakan ‘sidik jari’ unik di dalam jaringan sendi anak-anak dengan artritis. 

Mereka menemukan pola seluler yang bisa jadi kunci untuk memahami kenapa satu obat berhasil untuk anak tertentu, tapi tidak pada anak lainnya. Ini bukan cuma kabar baik, tapi benar-benar langkah revolusioner dalam dunia medis anak!

Penelitian ini menjadi terobosan karena untuk pertama kalinya, para peneliti mengambil sampel jaringan langsung dari sendi anak-anak saat mereka menerima suntikan obat. Bukan hanya darah lagi yang jadi patokan, tapi benar-benar menelusuri sampai ke lapisan terdalam di tempat peradangan terjadi. Dan hasilnya luar biasa. Sel-sel yang ditemukan dalam sendi anak-anak ternyata berbeda banget dari orang dewasa. 

Bahkan di antara anak-anak pun ada perbedaan tergantung usia dan tingkat keparahan penyakit.

Profesor Adam Croft dari University of Birmingham mengatakan, “Kami tahu betapa frustasinya bagi keluarga mencari obat yang cocok untuk anak mereka. Untuk bisa memberi pengobatan yang tepat, kita harus paham dulu apa saja jenis sel yang membentuk lapisan sendi tempat peradangan terjadi.” 

Dengan peta sel yang sudah dibuat, harapannya ke depan dokter bisa tahu lebih cepat obat mana yang pas diberikan pada anak mana. Tak ada lagi sistem coba-coba yang melelahkan.

Bukan cuma peneliti yang semangat, keluarga Aurelia juga mendukung penuh. 

Ibunya, Emily, bilang, “Kami senang Aurelia bisa ikut dalam studi ini. Mengingat ia sudah dibius untuk penyuntikan obat, pengambilan sampel jaringan bukan prosedur tambahan yang menyakitkan. Justru ini kesempatan besar agar lebih banyak anak bisa mendapat pengobatan yang lebih baik ke depannya.”

Profesor Lucy Wedderburn dari UCL dan Great Ormond Street Hospital juga menambahkan bahwa penelitian ini membuktikan kalau tubuh anak-anak memang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. 

“Anak-anak bukan sekadar versi mini dari orang dewasa. Sel-sel kekebalan, pembuluh darah, hingga jaringan ikatnya benar-benar punya karakteristik unik yang berubah seiring usia,” ujarnya. 

Artinya, pengobatan untuk anak-anak harus dirancang khusus, bukan sekadar meniru dari studi orang dewasa.
Penelitian ini didanai oleh berbagai lembaga ternama seperti Medical Research Council dan Versus Arthritis. 

Lucy Donaldson, Direktur Riset dari Versus Arthritis menyebut hasil studi ini memberi harapan besar. 

“Setiap anak berhak mendapat penanganan yang sesuai dengan kondisi unik mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan usia mempengaruhi bentuk 'sidik jari sel' dalam sendi. Semoga ini menjadi awal dari perawatan yang jauh lebih personal dan efektif,” katanya.

Yang tak kalah menyentuh, salah satu peneliti utama, Dr. Eslam Al-Abadi, yang turut menggerakkan studi luar biasa ini, berpulang sebelum hasilnya dipublikasikan. Kontribusinya untuk meningkatkan perawatan bagi anak-anak dengan artritis dikenang dengan penuh rasa hormat.

Sahabat, riset ini membuka harapan baru bagi ribuan anak di seluruh dunia yang berjuang melawan artritis. Semakin dekat kita dengan masa depan di mana pengobatan tidak lagi bergantung pada keberuntungan, tapi benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment