Sahabat.com - Sahabat, pernah kebayang nggak sih ada tumor ganas di tulang belakang yang bisa diangkat lewat mata?
Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi ini beneran terjadi! Seorang perempuan muda bernama Karla Flores menjalani operasi yang super langka dan jadi yang pertama di dunia—tumor di tulang belakangnya diangkat lewat rongga matanya. Iya, kamu nggak salah baca: lewat mata!
Semua ini berawal saat Karla, yang waktu itu berusia 19 tahun, mulai mengalami penglihatan ganda dan merasa tubuhnya ada yang nggak beres.
“Untuk beberapa waktu, aku nggak tahu apa yang terjadi sama tubuhku. Rasanya kayak nggak ada yang percaya bahwa aku benar-benar sakit,” cerita Karla.
Tapi harapannya muncul lagi setelah ia bertemu dengan dokter mata yang langsung tahu bahwa ada sesuatu yang serius dan merujuknya ke ahli bedah saraf, Dr. Mohamed Labib.
Ternyata Karla punya chordoma, tumor tulang yang langka banget dan tumbuh pelan-pelan di sepanjang tulang belakang. Di AS, cuma ada sekitar 300 kasus chordoma tiap tahun, lho. Yang bikin lebih rumit, tumor ini udah melilit tulang belakang dan sumsum tulangnya, serta tumbuh sampai ke bagian bawah tengkorak.
“Tumor itu udah masuk ke tulang leher, tepat di bawah dasar tengkorak,” kata Dr. Labib.
“Kalau kami nekat lewat belakang, risikonya besar banget. Bisa merusak sumsum tulang belakang.”
Akhirnya mereka memilih jalan masuk lewat dasar rongga mata atau eye socket, yang oleh Dr. Labib dijuluki “lubang hidung ketiga”. Cara ini memungkinkan mereka menjangkau bagian depan sumsum tulang belakang dengan aman tanpa merusak pembuluh darah utama atau saraf penting yang mengatur bicara dan menelan.
Tim dokter dari berbagai spesialisasi ikut serta dalam operasi ini—mulai dari bedah saraf, bedah dasar tengkorak, bedah plastik wajah, sampai onkologi radiasi.
Salah satunya, Dr. Andrea Hebert, bilang bahwa pendekatan 360 derajat seperti ini memang penting banget buat mengatasi tumor yang rumit dan letaknya dekat batang otak.
“Tumor kayak gini bisa mengancam nyawa kalau sudah menekan batang otak. Jadi, pembedahan adalah pilihan terbaik untuk menyelamatkan hidup pasien,” ujarnya.
Nggak cuma satu, Karla menjalani tiga operasi sekaligus. Selain lewat rongga mata, tim juga melakukan kraniotomi alias membuka bagian tengkorak untuk mengangkat tumor yang nempel di batang otaknya, lalu satu lagi lewat hidung buat sisanya. Semuanya dilakukan pakai endoskop, alat ramping berkamera buat bantu navigasi dengan presisi tinggi.
Yang keren, operasi ini dilakukan tanpa luka luar sama sekali. Nggak ada bekas jahitan di wajah Karla.
“Kami bikin jalur operasi lewat dalam kelopak mata bawah dan bagian dalam mulut, jadi nggak akan kelihatan kalau dia pernah dioperasi,” jelas Dr. Kalpesh Vakharia, ahli bedah plastik wajah yang membentuk kembali rongga mata dan tulang pipi Karla pakai plat titanium dan tulang dari panggulnya sendiri.
Setelah operasi selesai, Karla juga menjalani terapi radiasi proton buat bersihin sisa sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Lehernya pun difusi, artinya tulang-tulang leher disatukan supaya tetap stabil.
Sekarang, Karla yang sudah berusia 20 tahun sedang menjalani masa pemulihan. Walau masih ada sedikit masalah pada gerakan mata kirinya karena saraf yang kena dampak tumor, semangatnya luar biasa.
“Aku terus mengingatkan diri sendiri buat jalanin semuanya satu hari dalam satu waktu. Aku bangga karena tetap bertahan dan nggak menyerah sampai akhirnya nemu jawaban,” katanya.
Karla bahkan berencana melanjutkan hidupnya dengan sekolah jadi nail artist, lho! Yang jelas, keberhasilan operasi ini bukan kerja satu orang saja.
Dr. Labib bilang, “Nggak ada yang bisa ngerjain ini sendirian.” Mereka menghabiskan banyak waktu latihan di laboratorium dengan mayat donor sebelum benar-benar melakukannya ke pasien hidup. “Fakta bahwa ada orang-orang yang rela menyumbangkan tubuhnya untuk sains, benar-benar menyelamatkan nyawa Karla,” katanya penuh syukur.
Bahkan Presiden UMMC, Dr. Bert O’Malley, ikut angkat topi untuk tim ini.
“Mereka bisa saja pakai jalur operasi yang lebih standar tapi invasif. Tapi mereka memilih pendekatan baru demi kualitas hidup Karla yang lebih baik. Sebagai sesama dokter bedah, saya bangga banget atas apa yang mereka capai,” ujarnya.
Jadi, sahabat, dari cerita Karla ini kita belajar bahwa keajaiban medis bukan cuma soal teknologi, tapi juga tentang keberanian, kolaborasi, dan semangat untuk terus mencari cara terbaik buat menyelamatkan hidup seseorang. Dan kadang, solusi datang dari tempat yang nggak terduga—seperti “lubang hidung ketiga” ini.
0 Komentar
Dunia Medis Gempar! Tumor Tulang Belakang Ini Diangkat Lewat Rongga Mata, Begini Kisah Nyata Karla!
Terungkap! 'Sidik Jari' Sel Misterius Pemicu Artritis Anak yang Bikin Ilmuwan Terpukau
Leave a comment