Bekerja Setelah Usia 50 Tahun Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

13 Februari 2025 17:51
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Lebih dari dua pertiga dari mereka yang bekerja setelah usia 50 tahun mengungkapkan bahwa pekerjaan mereka meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan/atau kesejahteraan secara keseluruhan, seperti yang dilaporkan dalam studi terbaru dari University of Michigan National Poll on Healthy Aging.

Sahabat.com - Bekerja, baik sebagai karyawan maupun wirausaha, memberikan lebih dari sekadar penghasilan atau asuransi kesehatan bagi lansia Amerika, menurut survei terbaru. 

Lebih dari dua pertiga dari mereka yang bekerja setelah usia 50 tahun mengungkapkan bahwa pekerjaan mereka meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan/atau kesejahteraan secara keseluruhan, seperti yang dilaporkan dalam studi terbaru dari University of Michigan National Poll on Healthy Aging.

Sekitar 46% dari responden yang bekerja mengatakan bahwa memiliki tujuan hidup merupakan alasan yang sangat penting untuk melanjutkan pekerjaan mereka. 

Persentase yang sama juga sepakat bahwa bekerja menjaga ketajaman otak mereka. Mereka yang masih bekerja setelah usia 65 tahun cenderung melaporkan dampak positif yang lebih besar pada kesehatan dan kesejahteraan mereka, serta merasa bahwa pekerjaan mereka membantu menjaga otak tetap tajam.

Secara keseluruhan, 18% dari responden yang berusia 65 tahun ke atas melaporkan bahwa mereka bekerja penuh waktu atau paruh waktu untuk majikan, atau menjadi wiraswasta, dibandingkan dengan 63% pada kelompok usia 50-64 tahun. 

Dari semua pekerja berusia 50 tahun ke atas, 69% bekerja secara langsung di tempat, sementara sisanya bekerja secara penuh atau sebagian waktu dari jarak jauh. Sebanyak 88% pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka (45% sangat puas, 43% cukup puas).

Namun, survei ini juga menyoroti hambatan-hambatan yang dihadapi lansia dalam dunia kerja dan menunjukkan bahwa beberapa mengalami dampak negatif. 

Di antara pekerja berusia 50 tahun ke atas, 33% mengatakan pekerjaan mereka berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka, dan 29% mengatakan hal yang sama untuk kesehatan mental mereka. 

Di antara pekerja yang melaporkan kesehatan mental mereka buruk atau sedang, 22% mengatakan mereka tidak bisa mengambil cuti untuk janji medis, dibandingkan dengan 7% dari mereka yang melaporkan kesehatan mental yang lebih baik.

Survei ini dilakukan oleh U-M Institute for Healthcare Policy and Innovation, dengan dukungan AARP dan Michigan Medicine, pusat medis akademik U-M. Menurut Jeffrey Kullgren, M.D., M.P.H., M.S., direktur survei dan dosen kedokteran di U-M, data ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang masih mampu bekerja setelah usia pensiun tradisional memperoleh manfaat terkait kesehatan dari pekerjaan mereka.

Survei ini juga mencatat berbagai hambatan yang dihadapi oleh orang-orang yang bekerja maupun yang tidak bekerja, namun belum pensiun. Di antara orang yang berusia 50 tahun ke atas dan tidak bekerja, 39% mengidentifikasi setidaknya satu hambatan untuk bekerja. 

Hambatan tersebut meliputi disabilitas, penyakit kronis, atau kesehatan buruk (29%), kurangnya pelatihan atau keterampilan (13%), terbatasnya opsi transportasi (11%), serta tanggung jawab sebagai pengasuh (8% untuk orang dewasa, 5% untuk anak atau cucu).

Selain itu, 26% dari pekerja merasa keterampilan mereka tidak sepenuhnya dimanfaatkan, 25% merasa upah yang diterima terlalu rendah untuk waktu mereka, dan 20% mengatakan asuransi kesehatan tidak mencukupi kebutuhan mereka. Sebanyak 13% merasa pekerjaan mereka terlalu menuntut fisik, dan 11% melaporkan mengalami diskriminasi usia di tempat kerja.

Temuan Lainnya:

Alasan penting bekerja di usia 50 tahun ke atas:

Stabilitas keuangan: 78%

Menabung untuk pensiun: 65%

Akses ke asuransi kesehatan: 59%

Berkontribusi pada masyarakat: 26%

Dampak pekerjaan terhadap kesehatan:

Dampak sangat positif pada kesehatan fisik (32% usia 65+ vs. 14% usia 50-64)

Dampak sangat positif pada kesehatan mental (41% usia 65+ vs. 20% usia 50-64)

Dampak sangat positif pada kesejahteraan (39% usia 65+ vs. 21% usia 50-64)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment