Sahabat.com - Biji hemp atau biji rami mungkin masih terdengar asing, tapi siapa sangka bahan kecil ini menyimpan potensi besar sebagai sumber protein nabati yang lengkap dan ramah lingkungan.
Dalam tren hidup sehat yang makin mengarah ke pola makan berbasis tanaman, biji hemp mulai mencuri perhatian para peneliti dan pelaku industri makanan.
Hasil tinjauan terbaru yang dimuat di Critical Reviews in Food Science and Nutrition mengungkapkan bahwa biji hemp kaya nutrisi dan bisa jadi alternatif inovatif dalam pangan masa depan.
Menurut tim peneliti, "Biji hemp bukan hanya bergizi tinggi, tetapi juga punya potensi besar dalam pengembangan produk makanan modern, termasuk pangan fungsional dan pengganti daging."
Dalam satu takaran saji 30 gram, biji hemp mampu memenuhi lebih dari 30% kebutuhan harian magnesium dan mangan—dua mineral penting untuk kesehatan tulang dan metabolisme energi. Tak hanya itu, protein dalam biji hemp punya kelebihan karena tidak mengandung antinutrien seperti trypsin inhibitor yang biasanya ditemukan pada kedelai atau kacang-kacangan lain. Artinya, protein hemp lebih mudah dicerna tubuh.
Biji hemp mengandung 21–28% protein, 24–36% lemak sehat, serta 28–34% serat pangan. Salah satu keunggulannya adalah kandungan asam amino arginin yang tinggi, yang diyakini berperan besar dalam menjaga kesehatan jantung.
Komposisi gizinya bisa bervariasi tergantung varietas tanaman dan kondisi lingkungan, seperti curah hujan atau jenis tanah.
Hemp bukan hanya soal biji. Tanaman ini dikenal sebagai komoditas serbaguna: batangnya dipakai untuk tekstil, daun dan bunganya untuk keperluan farmasi, sementara bijinya untuk pangan. Karena manfaat ekologisnya yang besar dan potensi hasil panennya yang tinggi, hemp disebut-sebut sebagai tanaman masa depan yang ramah lingkungan.
Dalam industri makanan, biji hemp dan turunannya seperti tepung, minyak, serta “hemp hearts” (biji tanpa kulit) sudah mulai digunakan untuk membuat pasta, roti, kue, bahkan pengganti daging. Meski proteinnya tidak bisa diekstrusi sendiri, pencampuran dengan protein lain seperti gluten gandum atau kacang polong bisa menghasilkan tekstur seperti daging.
Beberapa produk juga telah memanfaatkan kue biji hemp (sisa hasil ekstraksi minyak) sebagai bahan tinggi antioksidan dan protein untuk pakan ternak atau pangan fungsional.
Salah satu tantangan terbesar adalah masih kurangnya fasilitas pengolahan dalam skala besar dan standarisasi proses produksi. Ini yang membuat harga produksi tinggi dan menyulitkan petani serta pelaku usaha kecil untuk bersaing. Di sisi lain, perubahan regulasi dan legalisasi hemp di berbagai negara seperti Kanada, China, dan sebagian wilayah Eropa turut mendorong pertumbuhan pasar secara global.
Nilai pasar hemp industri dunia diperkirakan akan naik dari USD 9,24 miliar pada 2024 menjadi USD 26,44 miliar pada 2031. Namun, pertumbuhan ini tetap membutuhkan dukungan pemerintah, edukasi publik, dan investasi dalam infrastruktur pengolahan agar manfaat nutrisi dan ekonominya bisa dirasakan lebih luas.
Para ahli menekankan bahwa potensi biji hemp dalam mendukung gaya hidup sehat dan berkelanjutan sangat besar.
“Dengan pemrosesan yang tepat, bahan ini bisa menjadi elemen penting dalam pangan fungsional modern,” ungkap para peneliti dalam studi tersebut.
Dengan kandungan omega-3, protein lengkap, serat tinggi, dan antioksidan, biji hemp layak diperhitungkan sebagai superfood masa depan yang bukan hanya baik untuk tubuh, tapi juga untuk bumi.
0 Komentar
Akhirnya Terungkap! Makan 2 Butir Telur Sehari Ternyata Bisa Turunkan Kolesterol Jahat
Rahasia Tak Terduga dari Makanan Sehari-hari Ini Bisa Bikin Otak Tajam Sampai Tua!
Rahasia Kacang Hijau yang Jarang Diketahui: Bisa Bikin Langsing, Turunkan Gula Darah, dan Awet Muda!
Leave a comment