Cara Kerja Transplantasi Rahim dalam Mendukung Kehamilan

14 April 2025 17:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Berkat kemajuan sains, beberapa wanita kini dapat merasakan pengalaman mengandung dan melahirkan anak mereka sendiri melalui prosedur yang canggih ini.

Sahabat.com - Transplantasi rahim kini bukan lagi sebatas impian. Teknologi medis ini telah menjadi solusi nyata bagi perempuan yang mengalami gangguan kesuburan akibat tidak memiliki rahim yang berfungsi. 

Berkat kemajuan sains, beberapa wanita kini dapat merasakan pengalaman mengandung dan melahirkan anak mereka sendiri melalui prosedur yang canggih ini.

Infertilitas memengaruhi sekitar satu dari enam orang di seluruh dunia, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyebabnya beragam, baik dari pihak perempuan maupun laki-laki. 

Namun, bagi perempuan dengan kondisi yang disebut absolute uterine factor infertility (AUFI)—yaitu tidak memiliki rahim atau memiliki rahim yang tidak bisa mendukung kehamilan—tantangannya lebih besar. Sekitar satu dari 500 perempuan mengalami kondisi ini.

Dulu, pilihan untuk membangun keluarga bagi mereka hanya terbatas pada adopsi atau menggunakan jasa ibu pengganti. 

Kini, berkat penelitian selama lebih dari dua dekade, transplantasi rahim telah membuka harapan baru.

Namun, tidak semua perempuan bisa menjadi kandidat untuk prosedur ini. Beberapa syarat penting meliputi usia di bawah 38 tahun, berat badan ideal, telah menikah, dan memiliki ovarium serta saluran telur yang berfungsi dengan baik. 

Sejak transplantasi rahim pertama yang berhasil dilakukan di Swedia pada 2014, sudah ada puluhan bayi yang lahir dari rahim hasil transplantasi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, India, Turki, dan Korea Selatan.

Transplantasi rahim adalah operasi besar yang melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang medis. Baik pendonor maupun penerima harus menjalani persiapan menyeluruh, termasuk evaluasi kesehatan fisik dan mental. 

Salah satu risiko utama prosedur ini adalah penolakan organ oleh tubuh penerima. Untuk mencegahnya, pasien harus mengonsumsi obat imunosupresif dan menjalani pengawasan intensif setelah operasi.

Proses transplantasi itu sendiri memakan waktu cukup lama. Pengangkatan rahim dari pendonor bisa memakan waktu lebih dari delapan jam, sementara proses penanaman rahim ke tubuh penerima bisa berlangsung lebih dari sembilan jam. 

Keberhasilan transplantasi biasanya ditandai dengan kembalinya siklus menstruasi, menandakan bahwa rahim dan ovarium bekerja secara harmonis.

Keberhasilan prosedur ini sangat menggembirakan, terutama karena bayi-bayi yang lahir dari transplantasi rahim menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan normal, bahkan setelah dua tahun pemantauan. Meski tergolong baru, transplantasi rahim menjadi langkah maju yang sangat berarti dalam dunia kedokteran reproduksi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment