Diet Mediterania Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Metabolik

24 Oktober 2024 17:36
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Diet Mediterania, yang kaya akan minyak zaitun, ikan, dan makanan nabati, dikenal memiliki manfaat kesehatan yang luas. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan ini berhubungan dengan risiko CMD yang lebih rendah, tetapi pengaruhnya terhadap transisi ke CMM belum sepenuhnya dipahami.

Sahabat.com - Studi terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition mengungkapkan bahwa kepatuhan terhadap diet Mediterania dapat mengurangi risiko perkembangan penyakit kardiometabolik (CMD), termasuk diabetes tipe 2, stroke, dan serangan jantung. Penelitian ini menyoroti pentingnya pola makan dalam mencegah multimorbiditas, suatu kondisi di mana individu mengalami beberapa penyakit bersamaan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menambah beban pada sistem perawatan kesehatan.

Peneliti menemukan bahwa mengikuti diet Mediterania secara signifikan menurunkan risiko terkena CMD kedua, terutama dalam periode tindak lanjut 10 hingga 15 tahun, dengan rasio bahaya masing-masing sebesar 0,67 dan 0,80. Namun, pengaruh positif ini berkurang seiring dengan peningkatan durasi tindak lanjut. Multimorbiditas kardiometabolik (CMM) saat ini mempengaruhi antara 3% hingga 6% populasi di Inggris Raya dan dapat mengurangi harapan hidup hingga 15 tahun bagi orang berusia 60 tahun.

Diet Mediterania, yang kaya akan minyak zaitun, ikan, dan makanan nabati, dikenal memiliki manfaat kesehatan yang luas. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan ini berhubungan dengan risiko CMD yang lebih rendah, tetapi pengaruhnya terhadap transisi ke CMM belum sepenuhnya dipahami.

Studi ini melibatkan lebih dari 30.000 orang berusia 40 hingga 79 tahun, yang dimulai pada tahun 1993. Peserta mengisi kuesioner mengenai makanan, gaya hidup, dan kesehatan. Hasil analisis mencakup 21.900 peserta yang bebas dari CMD pada awal penelitian. Para peneliti mengukur kepatuhan terhadap diet menggunakan dua skor: Mediterania berbasis median (m-MDS) dan Mediterania berbasis piramida (pyr-MDS). Data dikumpulkan hingga tahun 2018 melalui catatan rumah sakit dan surat kematian.

Hasil menunjukkan bahwa individu yang mematuhi diet Mediterania memiliki risiko lebih rendah untuk transisi dari bebas CMD ke CMD pertama, dengan rasio bahaya 0,94 dalam 10 tahun dan 0,93 selama seluruh periode tindak lanjut. Skor pyr-MDS lebih kuat dalam memprediksi risiko CMM, terutama dalam periode tindak lanjut yang lebih pendek.

Studi juga mengidentifikasi perbedaan berdasarkan kelas sosial. Bagi pekerja non-manual, diet Mediterania berhubungan dengan penurunan risiko transisi ke CMM, sementara tidak ada efek signifikan pada pekerja manual. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi dapat mempengaruhi kualitas diet dan hasil kesehatan.

Studi ini menekankan pentingnya diet Mediterania dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan metabolik, serta mengungkapkan bahwa kepatuhan terhadap pola makan ini dapat mencegah perkembangan CMM, terutama dalam jangka waktu yang lebih pendek. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dampak diet bervariasi berdasarkan kelas sosial, yang mengarah pada rekomendasi untuk meningkatkan akses ke makanan bergizi dalam populasi yang berisiko. Meskipun terdapat kekuatan dalam ukuran sampel dan durasi tindak lanjut, penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal pengukuran diet yang hanya dilakukan sekali di awal studi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment