Sahabat.com - Sel-sel beta adalah sel khusus di pankreas yang memproduksi dan melepaskan hormon insulin, yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Pada penderita diabetes tipe 2, respons sel beta terhadap kadar gula darah cenderung melemah, yang sebagian disebabkan oleh konsumsi karbohidrat yang berlebihan. Kombinasi antara kegagalan sel beta dan resistensi insulin menjadi pemicu perkembangan dan kemajuan diabetes tipe 2.
Sekitar satu dari sepuluh orang Amerika mengalami diabetes, dengan 90-95% di antaranya adalah diabetes tipe 2. Ini menjadikannya salah satu penyakit kronis yang paling umum dan sebagian besar dapat dicegah di Amerika Serikat. Meskipun perubahan gaya hidup telah terbukti dapat mencegah atau menunda diabetes tipe 2, para peneliti terus mempelajari sel beta untuk meningkatkan pemahaman dan pengobatan penyakit ini.
Penelitian Baru
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mengikuti diet rendah karbohidrat dapat meningkatkan fungsi sel beta pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 ringan. Pendekatan ini dapat membantu mereka mengelola kondisi ini dengan lebih efektif dan berpotensi menghilangkan kebutuhan akan obat-obatan. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism yang diterbitkan oleh Endocrine Society.
Bagaimana Diet Mempengaruhi Fungsi Sel Beta pada Diabetes Tipe 2
Penelitian ini adalah uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 57 pria dan wanita dewasa kulit hitam dan putih berusia 35 hingga 65 tahun dengan diabetes tipe 2 “ringan.” Mereka memiliki hemoglobin A1c (HbA1c) kurang dari atau sama dengan 8,0% dan indeks massa tubuh (BMI) antara 25 dan 50. Semua peserta telah didiagnosis dengan diabetes tipe 2 dalam 10 tahun terakhir dan sedang menjalani pengobatan dengan diet atau obat, tetapi tidak menggunakan insulin.
Para peneliti meminta peserta untuk menghentikan pengobatan mereka satu atau dua minggu sebelum pengujian dasar. Kemudian, peserta dibagi menjadi dua kelompok yang mengikuti diet selama 12 minggu:
1. Diet karbohidrat rendah dengan sekitar 9% karbohidrat dan 65% lemak.
2. Diet karbohidrat tinggi dengan sekitar 55% karbohidrat dan 20% lemak.
Mereka ingin melihat apakah diet rendah karbohidrat akan meningkatkan respons sel beta peserta terhadap gula (glukosa) dibandingkan dengan diet tinggi karbohidrat. Kedua diet dirancang oleh ahli gizi terdaftar untuk memenuhi kebutuhan kalori setiap peserta agar berat badan mereka tetap stabil.
Hasil Penelitian
Setelah 12 minggu, peneliti mengamati peningkatan signifikan dalam fungsi sel beta dan pelepasan insulin di antara peserta yang menjalani diet rendah karbohidrat dibandingkan dengan mereka yang mengikuti diet tinggi karbohidrat. Secara khusus, individu yang mengikuti diet rendah karbohidrat menunjukkan peningkatan respons sel beta awal (cepat) dan maksimal yang masing-masing dua kali lipat dan 22% lebih besar dibandingkan dengan kelompok diet tinggi karbohidrat.
Hasil tes toleransi glukosa oral menunjukkan bahwa setelah 12 minggu, diet rendah karbohidrat meningkatkan efek insulin terhadap kadar glukosa darah sebesar 32%. Di antara semua kelompok, orang dewasa kulit hitam yang mengikuti diet rendah karbohidrat menunjukkan peningkatan respons cepat sel beta sebesar 110% lebih besar dibandingkan mereka yang mengikuti diet tinggi karbohidrat, sedangkan efek ini tidak terlihat pada orang dewasa kulit putih.
Implikasi dan Rekomendasi
Penulis studi mengusulkan bahwa perbedaan respons terhadap intervensi diet yang diamati antar ras mungkin sebagian disebabkan oleh perbedaan biologis dalam fungsi sel beta. Mereka menyimpulkan bahwa meskipun pembatasan karbohidrat mungkin sulit bagi beberapa pasien, diet semacam ini dapat memungkinkan pasien dengan diabetes tipe 2 ringan untuk menghentikan pengobatan sambil tetap menikmati makanan yang memenuhi kebutuhan energi mereka dan meningkatkan fungsi sel beta, hasil yang tidak bisa dicapai dengan obat.
Dr. Thomas M. Holland, seorang ilmuwan medis dan profesor di RUSH Institute for Healthy Aging, menjelaskan bahwa diet yang membatasi karbohidrat dapat meningkatkan fungsi sel beta pankreas dengan mengurangi beban pada sel beta untuk memproduksi insulin. Hal ini kemungkinan terjadi karena lebih sedikit glukosa dari karbohidrat yang masuk ke aliran darah, sehingga mengurangi permintaan pada sel beta untuk sekresi insulin.
Untuk membuat diet rendah karbohidrat lebih berkelanjutan, Holland merekomendasikan fleksibilitas dalam asupan karbohidrat, memilih makanan utuh yang kaya serat, dan memvariasikan diet agar lebih menyenangkan. Dia juga menyarankan untuk memantau kadar gula darah secara rutin, terutama saat menyesuaikan atau mengurangi obat di bawah pengawasan penyedia layanan kesehatan.
Diet rendah karbohidrat mungkin bermanfaat bagi beberapa individu dengan diabetes tipe 2, tetapi tidak semua orang. Alternatif seperti diet Mediterania dan MIND, yang kaya lemak sehat dan rendah karbohidrat olahan, serta perubahan gaya hidup seperti aktivitas fisik teratur dan manajemen berat badan, juga dapat membantu meningkatkan fungsi sel beta dan kesehatan metabolik secara keseluruhan.
0 Komentar
Ancaman Kesehatan Masyarakat Akibat Perjudian Online Meningkat
Olahraga Intensif Mengurangi Rasa Lapar, Terutama pada Wanita
Penggunaan Internet Setiap Hari Meningkatkan Daya Ingat
Studi Ungkap Bahaya Membakar Dupa bagi Penderita Alergi dan Asma
Orang yang Suka Bergadang Berisiko Lebih Tinggi Terkena Diabetes
Dokter Bedah Plastik Analisis Penampilan Baru Gwen Stefani
Paul Di'Anno, Legenda Iron Maiden, Meninggal di Usia 66 Tahun
Ahli: Diet Mampu Membalikkan Diabetes Tanpa Suntikan, Obat, atau Pil
Apakah Berdiri Terlalu Lama Berbahaya bagi Kesehatan Jantung?
Hubungan Antara Konsumsi Makanan Manis dan Risiko Depresi
Leave a comment