Sahabat.com - Hasil penelitian terbaru yang melibatkan 826 dewasa muda menunjukkan bahwa pola makan yang tinggi makanan cepat saji, daging merah olahan, dan soda, tetapi rendah buah dan sayuran, dapat berhubungan dengan percepatan penuaan biologis.
Di sisi lain, pola makan yang melibatkan banyak buah dan sayuran serta sedikit daging merah olahan dan soda dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih lambat, menurut temuan penelitian ini yang dipublikasikan di Journal of Clinical Nutrition.
Penuaan Biologis vs. Penuaan Kronologis
Penuaan kronologis adalah usia yang kita kenal — jumlah tahun sejak kelahiran. Sementara penuaan biologis mengukur seberapa baik seseorang menua.
Tidak ada tes tunggal untuk menilai penuaan biologis, namun dua metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
- GrimAge: Menghitung perbedaan antara usia kronologis dan biologis untuk memperkirakan percepatan penuaan dan memprediksi harapan hidup.
- DunedinPACE: Menyediakan laju penuaan dengan memperkirakan berapa banyak tahun biologis yang terlewati per tahun usia kronologis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa percepatan dan laju penuaan biologis dapat membantu memprediksi hasil kesehatan dan mortalitas.
Kedua metode ini mengandalkan jam epigenetik untuk memperkirakan usia biologis dengan menganalisis metilasi DNA, yang memengaruhi aktivitas gen.
Penjelasan Singkat tentang Epigenetik dan Metilasi DNA
Kode genetik kita tidak berubah sepanjang hidup, namun bagian dari DNA dapat "dimatikan" atau "dinyalakan" untuk sementara waktu atau secara permanen. Perubahan ini disebut perubahan epigenetik, yang terakumulasi sepanjang hidup individu karena berbagai faktor, termasuk diet.
Metilasi adalah jenis perubahan epigenetik yang paling umum, yang biasanya "mematikan" gen. Dengan memeriksa metilasi pada sel atau jaringan tertentu, jam epigenetik dapat memperkirakan usia biologis.
Pengaruh Diet pada Dewasa Muda
Secara umum, diet sehat terbukti mengurangi risiko penyakit dan kematian. Manfaat ini kemungkinan besar terkait dengan berbagai mekanisme, salah satunya adalah epigenetik. Namun, sedikit yang diketahui tentang hubungan ini pada dewasa muda.
Penulis penelitian baru ini mengungkapkan bahwa meskipun penelitian sebelumnya telah menyelidiki diet dan penanda epigenetik pada usia paruh baya atau lebih tua, penelitian ini lebih fokus pada dewasa muda berusia 21-25 tahun, kelompok usia yang penting karena kondisi penyakit terkait diet, seperti diabetes tipe 2 atau obesitas, sering berkembang pada masa ini.
Penurunan kualitas diet umumnya terjadi saat seseorang beranjak dari masa remaja ke dewasa muda. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki hubungan diet dan kesehatan sejak usia dini sebelum tanda-tanda klinis penyakit terkait usia muncul.
Bagaimana Pola Diet Mempengaruhi Penuaan Biologis
Secara keseluruhan, temuan penelitian ini menjelaskan bahwa diet yang menekankan konsumsi buah dan sayuran lebih banyak serta mengurangi konsumsi daging, makanan cepat saji, dan minuman manis berhubungan dengan penuaan biologis yang lebih lambat. Sebaliknya, diet yang rendah buah dan sayuran serta tinggi daging, makanan cepat saji, dan minuman manis berhubungan dengan penuaan biologis yang lebih cepat.
Walaupun efek diet terhadap kesehatan tidak terkesan aneh, fakta bahwa penuaan biologis yang lebih cepat sudah dapat diukur pada orang yang berusia awal 20-an cukup mengejutkan.
Kemungkinan Memperlambat Penuaan Biologis dengan Diet yang Lebih Sehat
Penelitian ini juga memberikan harapan bahwa perubahan pola makan dapat memperlambat penuaan biologis. Menurut Suvi Ravi, salah satu penulis penelitian ini, ada bukti yang mendukung bahwa perubahan diet dapat memperlambat penuaan epigenetik, terutama pada individu yang lebih tua.
Peneliti lainnya, Benjamin Reiner, juga menambahkan bahwa perubahan diet dapat memengaruhi modifikasi epigenetik pada genom dan ekspresi gen, serta memiliki efek jangka panjang.
Tantangan dengan "Jam Epigenetik" Baru
Meskipun menjanjikan, teknologi jam epigenetik ini masih memiliki keterbatasan. Metode ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan pola metilasi berdasarkan latar belakang etnis, seperti yang terjadi pada penelitian ini yang menggunakan model *GrimAge* yang dikembangkan dari studi di Amerika, namun diterapkan pada populasi Finlandia.
Namun, jam epigenetik tetap menjadi alat yang berguna untuk mengidentifikasi penuaan biologis, meskipun prediksi trajektori penuaan individu atau hasil kesehatan masih terbatas.
Melangkah Ke Depan
Penelitian ini membuka wawasan mengenai hubungan antara epigenetik dan diet, namun masih banyak yang perlu dipelajari. Peneliti akan terus menggali bagaimana faktor risiko genetik, seperti obesitas, berkaitan dengan gaya hidup, termasuk nutrisi, serta bagaimana paparan lingkungan memengaruhi penuaan biologis.
0 Komentar
Meningkatkan Kekuatan Otak Anak: 10 Makanan yang Disarankan Ahli untuk Perkembangan Kognitif
Penelitian Baru Ungkap Cara Efektif Kurangi Risiko Kanker
Delapan Aktivitas Pagi untuk Meningkatkan Kebahagiaan Anda
Cara Memeriksa Kesehatan Mental Anak: Kiat Ahli untuk Orang Tua
Jam Puncak Performa Manusia, Ternyata Pagi Hari
Leave a comment