Sahabat.com - Universitas Bergen di Norwegia baru-baru ini menerbitkan studi dalam jurnal Frontiers in Nutrition yang mengulas efek samping jangka pendek dari transisi menuju diet ketogenik (ketogenic diet/KD), dikenal sebagai keto flu.
Penelitian ini juga menyajikan solusi berbasis sains untuk mengatasi gejala yang kerap dikeluhkan di awal menjalani diet keto tersebut.
Diet ketogenik sendiri menekankan konsumsi tinggi lemak, protein sedang, dan rendah karbohidrat, yang memicu kondisi ketosis. Dalam kondisi ini, tubuh memproduksi ketone bodies sebagai bahan bakar alternatif. KD telah banyak diteliti untuk pengobatan kanker, obesitas, diabetes, demensia, hingga epilepsi.
Namun, adopsi KD sering terhambat oleh gejala awal yang dikenal sebagai keto flu, yang mencakup kelelahan, brain fog, pusing, perubahan suasana hati, bau mulut, kram otot, hingga gangguan pencernaan.
Gejala ini muncul karena perubahan fisiologis seperti hilangnya elektrolit, penurunan glukosa, dan perubahan mikrobiota usus.
Penelitian ini menganalisis lebih dari 5.700 data dan menemukan 89 studi yang relevan. Gejala biasanya muncul dalam 2-3 hari setelah memulai KD dan dapat hilang dalam waktu 2-4 minggu.
Gejala ringan seperti sembelit, pusing, mual, dan kelelahan umumnya tidak menyebabkan penghentian diet.
Pada anak-anak, gejala seperti muntah, hipoglikemia, dan lesu lebih sering terjadi. Sementara pada orang dewasa, pusing dan sembelit lebih dominan. Batu ginjal tidak banyak dilaporkan pada studi jangka pendek, tetapi muncul pada studi jangka panjang dengan prevalensi hingga 4%.
Faktor usia berperan besar, di mana anak-anak di bawah usia 3 tahun lebih rentan mengalami efek samping. Terdapat pula laporan kenaikan sementara kolesterol LDL selama masa transisi, meskipun cenderung stabil seiring waktu.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala keto flu antara lain:
Suplemen elektrolit (natrium dan kalium)
Suplemen keton ester dan medium-chain triglycerides (MCT)
Menghindari metode inisiasi KD dengan puasa ekstrem
Peningkatan kadar keton secara bertahap dengan suplemen MCT yang ditoleransi tubuh
Flu keto merupakan kondisi umum yang bersifat sementara dan dapat ditangani dengan intervensi yang tepat. Studi ini menyoroti pentingnya pendekatan personal terhadap diet ketogenik, dengan mempertimbangkan usia, status kesehatan, dan metode inisiasi.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk memahami lebih jauh mekanisme dan intervensi efektif dalam mencegah gejala tersebut.
0 Komentar
Penemuan "Tulang Rawan Buatan" yang Bisa Jadi Obat Mujarab Radang Sendi
Rahasia Mengejutkan: Sel Otak yang Bekerja Berlebihan Bisa Jadi Kunci Menghentikan Parkinson
Susah Tidur Bisa Mempercepat Penuaan Otak dan Picu Risiko Demensia, Studi Ungkap Fakta Mengejutkan
Rahasia Superfood Salmon Ternyata Lebih Kecil dari Butiran Garam
Lemak Tersembunyi yang Tak Terlihat Bisa Mempercepat Penuaan Jantung Meski Rajin Olahraga
Leave a comment