Gara-gara Tanaman, Obat Kanker Bisa “Kabur” dari Tubuh Kamu!

22 Mei 2025 18:53
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Percobaan mereka menyingkap kalau bakteri usus mengubah fitokimia dari kedelai—soyasaponin—menjadi molekul yang memicu hati memproduksi enzim detoksifikasi sitokrom P450.

Sahabat.com - Kamu pasti pernah mikir, kenapa ya obat kanker yang sama bisa manjur banget di beberapa orang tapi lempeng di yang lain? 

Ternyata bukan cuma soal gen atau stadium kanker, tapi juga selera makan kita! Peneliti dari Ludwig Cancer Research, dipimpin Asael Roichman dan Joshua Rabinowitz, menemukan kalau molekul kecil dari makanan nabati bisa membuat obat anti-kanker jenis PI3K inhibitor dibersihkan lebih cepat oleh hati lewat aksi bakteri usus.

Rabinowitz bilang, “Banyak obat kanker gak bekerja sama efektifnya di semua pasien, dan satu kemungkinan yang mulai muncul adalah peran diet dalam variabilitas ini.” 

Dalam penelitian pra-klinis mereka pada tikus, diet tinggi karbohidrat ternyata bisa bikin respons terhadap obat PI3K jauh lebih baik—padahal seharusnya insulin dan gula darah naik, kan? 

Nah, rahasianya bukan soal gula, melainkan soal seberapa “utuh” makanannya: makanan olahan minim fitokimia vs. makanan nabati kaya fitokimia.

Percobaan mereka menyingkap kalau bakteri usus mengubah fitokimia dari kedelai—soyasaponin—menjadi molekul yang memicu hati memproduksi enzim detoksifikasi sitokrom P450. 

Roichman menambahkan, “Kenaikan enzim hati ini bikin obat PI3K dibersihkan lebih cepat, jadi efektivitasnya turun.” 

Gak cuma PI3K, enzim ini juga memecah banyak obat lain, lho!
Serunya, saat tikus diberi diet rendah fitokimia tinggi karbohidrat atau disuntik antibiotik untuk menekan mikrobiom, aktivitas PI3K inhibitor justru meningkat. 

“Temuan ini menunjukkan kalau diet nabati, lewat interaksinya dengan bakteri usus, bisa menurunkan paparan obat kanker dengan meningkatkan sistem pembersihan tubuh,” kata Roichman.

Bayangin, strategi terapi kanker ke depannya bisa mencakup cek komposisi mikrobiom pasien, rekomendasi perubahan diet, atau kombinasi obat untuk mengatur metabolisme obat. Jadi bukan cuma dokter yang lihat sel kanker, tapi juga ‘timses’ bakteri di perutmu!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment