Sahabat.com - Sebuah studi internasional besar yang dipimpin oleh para peneliti Universitas Otago mengungkapkan bahwa penyebab utama asam urat adalah faktor genetika, bukan pilihan gaya hidup penderitanya. Penelitian ini, yang diterbitkan di jurnal Nature Genetics, menganalisis data genetik dari 2,6 juta individu di seluruh dunia.
Sekitar 75% dari data yang digunakan dalam studi ini berasal dari pelanggan 23andMe, Inc., sebuah perusahaan yang menawarkan layanan genetika dan kesehatan kepada konsumen yang bersedia berpartisipasi. Para peneliti menemukan bahwa genetika yang diwariskan memainkan peran signifikan dalam mengapa sebagian orang mengalami asam urat, sementara yang lain tidak.
Profesor Tony Merriman, penulis senior dan anggota Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Otago, berharap temuan ini dapat mengurangi stigma yang sering menyertai penyakit ini.
"Asam urat adalah kondisi kronis yang memiliki dasar genetika, bukan hasil dari pilihan individu. Mitos bahwa asam urat disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan perlu diluruskan," ujar Merriman.
Dia menambahkan bahwa stigma ini sering membuat penderita asam urat merasa malu dan cenderung tidak mencari pengobatan yang dapat membantu mengurangi kadar urat dalam darah dan mencegah serangan nyeri.
"Walaupun pola makan tertentu, seperti konsumsi daging merah, dapat memicu serangan asam urat, penyebab utamanya adalah kadar urat tinggi, kristal di persendian, dan respons sistem kekebalan terhadap kristal tersebut—faktor genetika berperan penting dalam semua proses ini," tambahnya.
Penelitian ini juga mengidentifikasi sejumlah besar gen dan jalur imun yang dapat menjadi target untuk pencegahan serangan asam urat. Merriman berharap temuan ini akan membuka jalan bagi pengobatan yang lebih baik dan lebih mudah diakses bagi penderita asam urat. "Kami berharap seiring berjalannya waktu, perawatan baru yang lebih efektif akan tersedia berkat target-target baru yang telah kami identifikasi," ujarnya.
Salah satu pendekatan yang mungkin adalah penggunaan kembali obat-obatan yang telah ada, seperti tocilizumab, yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit terkait imun, termasuk artritis reumatoid. Obat ini menargetkan reseptor interleukin-6, yang diidentifikasi sebagai gen baru terkait asam urat.
Tentang Asam Urat
Asam urat adalah bentuk radang sendi yang paling umum terjadi pada pria, dengan prevalensi sekitar tiga hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan wanita. Serangan asam urat disebabkan oleh peradangan yang parah pada sendi akibat reaksi terhadap kristal urat yang terbentuk saat kadar urat dalam tubuh tinggi.
Meskipun pola makan berkontribusi kecil terhadap tingginya kadar urat, ia dapat memicu serangan pada individu yang telah memiliki kristal urat di sendi mereka. Asam urat dapat diobati secara efektif dengan obat-obatan seperti allopurinol, yang menurunkan kadar urat dalam darah dan mencegah pembentukan atau melarutkan kristal urat di sendi. Mengingat asam urat adalah penyakit kronis, pengobatannya diperlukan seumur hidup.
0 Komentar
Ibu Hamil Harus Diprioritaskan dalam Program Vaksinasi Pandemi
Amankah Sodium Dehidroasetat Sebagai Bahan Pengawet Makanan?
Sleep Apnea Dapat Mengubah Struktur Otak dan Mempercepat Penuaan
Arnold Schwarzenegger Pernah Mengalami Katup Aorta Bikuspid, Seperti Apa Gejala dan Pengobatannya?
Banyak Wanita Mendapat Nilai Rendah dalam Pola Makan Sehat Selama dan Setelah Kehamilan
Fakta Penting Tentang Flu Burung
Leave a comment