Makan Junk Food Tapi Tetap Langsing? Obat Ajaib Ini Bikin Lemak Lumer Begitu Saja!

11 Juli 2025 14:01
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para ilmuwan dari UT Health San Antonio baru saja menemukan obat kecil berbasis molekul yang bisa mencegah penambahan berat badan dan kerusakan hati, bahkan saat kamu terus-terusan makan junk food.

Sahabat.com - Siapa sangka, sekarang kamu bisa tetap langsing meski doyan makan makanan tinggi gula dan lemak. 

Para ilmuwan dari UT Health San Antonio baru saja menemukan obat kecil berbasis molekul yang bisa mencegah penambahan berat badan dan kerusakan hati, bahkan saat kamu terus-terusan makan junk food. 

Obat ini bekerja dengan mengendalikan kadar magnesium di dalam sel, tepatnya di mitokondria—bagian sel yang dikenal sebagai "pembangkit tenaga".

Yang bikin tercengang, tikus-tikus yang diberi obat ini tetap ramping dan sehat meskipun sepanjang hidupnya disuguhkan makanan ala fast food. 

“Saat kami memberikan obat ini ke tikus dalam waktu singkat, berat badan mereka langsung turun. Semuanya jadi langsing,” kata Madesh Muniswamy, PhD, profesor kedokteran dari UT Health San Antonio. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Cell Reports.

Obat yang diberi nama CPACC ini mampu menghalangi magnesium masuk ke mitokondria. Ketika magnesium terlalu banyak, mitokondria jadi lamban memproduksi energi. 

Travis R. Madaris, salah satu peneliti, menjelaskan, “Magnesium itu seperti rem. Kalau kebanyakan, sel jadi lelet bak mobil mogok.” 

Tapi saat gen pengangkut magnesium (MRS2) dihapus atau aktivitasnya dibatasi dengan obat, tikus bisa membakar gula dan lemak lebih efisien. Hasilnya? Mereka tetap ramping dan organ hati mereka bebas dari penyakit lemak hati.

Obat CPACC ini meniru efek penghapusan gen tersebut. Tikus-tikus yang mengonsumsinya tetap sehat, kurus, dan jauh dari risiko obesitas maupun gangguan metabolik lainnya. 

“Dengan menurunkan magnesium di mitokondria, dampak buruk dari pola makan tinggi kalori bisa ditekan,” ungkap Manigandan Venkatesan, PhD, peneliti pascadoktoral di laboratorium Muniswamy.

Kerennya lagi, temuan ini bukan cuma soal penampilan. Obat ini berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiometabolik seperti serangan jantung, stroke, hingga kanker hati yang sering jadi lanjutan dari fatty liver. 

“Obat ini bisa punya dampak besar bagi kesehatan masyarakat,” kata Muniswamy. 

Ia juga memastikan timnya akan terus mengembangkan terapi ini agar bisa digunakan manusia suatu hari nanti.
Gimana, sahabat? Mungkin ini jadi harapan baru buat kamu yang susah move on dari gorengan dan minuman manis. Tapi tetap ya, meski ada teknologi canggih seperti ini, gaya hidup sehat tetap nomor satu!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment