Hati-hati! Risiko Patah Tulang Meningkat Setelah Berhenti Terapi Hormon Menopause

25 Juli 2025 11:47
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi terbaru dari University of Nottingham mengungkap bahwa perlindungan tulang yang diberikan oleh terapi hormon menopause ternyata bisa hilang hanya dalam waktu satu tahun setelah pengobatan dihentikan.

Sahabat.com - Sahabat, jika kamu atau orang terdekat sedang atau pernah menjalani terapi hormon menopause (MHT), ada kabar penting yang wajib diketahui. 

Sebuah studi terbaru dari University of Nottingham mengungkap bahwa perlindungan tulang yang diberikan oleh terapi hormon menopause ternyata bisa hilang hanya dalam waktu satu tahun setelah pengobatan dihentikan.

Penelitian yang dimuat di Lancet Healthy Longevity ini memantau data kesehatan dari 6 juta wanita Inggris selama 25 tahun. Hasilnya cukup mencengangkan: wanita yang berhenti menggunakan MHT mengalami peningkatan risiko patah tulang, bahkan melebihi mereka yang tidak pernah menggunakan terapi ini sama sekali. 

Risiko tersebut memuncak sekitar tiga tahun setelah penghentian terapi, sebelum akhirnya menurun dan kembali setara dengan pengguna yang tidak pernah memakai MHT—sekitar 10 tahun kemudian. 

Yang menarik, setelah itu risiko terus menurun, menjadikan mantan pengguna MHT berpotensi memiliki risiko patah tulang yang lebih rendah di masa tua.

“Efek perlindungan tulang dari terapi hormon akan benar-benar hilang dalam waktu sekitar satu tahun setelah terapi dihentikan. Namun, setelah fase peningkatan risiko lewat, akan ada penurunan yang signifikan dalam risiko patah tulang di dekade berikutnya,” ujar Dr. Yana Vinogradova, peneliti utama dari School of Medicine University of Nottingham.

Semua jenis terapi hormon menopause menunjukkan pola risiko serupa, namun tingkat keparahan tergantung dari jenis terapi dan lamanya penggunaan sebelumnya. 

Studi ini juga memberikan gambaran perbandingan risiko patah tulang antara pemakaian jangka pendek dan jangka panjang, yang sangat membantu bagi dokter dan pasien dalam menentukan pilihan terapi ke depan.

Menurut Dr. Vinogradova, informasi ini bisa dijadikan panduan untuk memantau kesehatan tulang para pengguna MHT setelah berhenti, terutama bagi yang memiliki faktor risiko lain seperti kebiasaan merokok atau kurang aktivitas fisik. 

"Temuan baru ini juga bisa mendorong penelitian lanjutan, baik secara klinis maupun biologis," tambahnya.

Perlu dicatat bahwa meskipun MHT bermanfaat dalam mengurangi risiko patah tulang saat digunakan, terapi ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan penggumpalan darah. Oleh karena itu, terapi jangka panjang tidak disarankan dan pemantauan ketat sangat diperlukan saat terapi dihentikan.

Buat kamu yang sedang menjalani atau mempertimbangkan MHT, diskusikan baik-baik dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya. Jangan lupa juga untuk menjaga gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup, serta menjauhi rokok agar tulang tetap kuat hingga usia senja.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment