Teknologi AI Ini Bisa Jadi Harapan Baru untuk Mengobati Kanker Secara Personal

25 Juli 2025 14:33
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah terobosan dari tim ilmuwan internasional berhasil membawa harapan baru dalam pengobatan kanker personal. Mereka menciptakan platform kecerdasan buatan (AI) yang mampu merancang protein secara khusus untuk memandu sistem kekebalan tubuh menyerang sel kanker.

Sahabat.com - Sebuah terobosan dari tim ilmuwan internasional berhasil membawa harapan baru dalam pengobatan kanker personal. 

Mereka menciptakan platform kecerdasan buatan (AI) yang mampu merancang protein secara khusus untuk memandu sistem kekebalan tubuh menyerang sel kanker. 

Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses dari bertahun-tahun menjadi hitungan minggu, tetapi juga memungkinkan terapi disesuaikan secara pribadi untuk tiap pasien.

“Secara sederhana, kami seperti menciptakan sepasang mata baru untuk sistem imun,” ujar Associate Professor Timothy P. Jenkins dari Technical University of Denmark (DTU). 

Ia menjelaskan bahwa metode tradisional membutuhkan waktu dan usaha besar untuk menemukan reseptor sel-T yang cocok dari tubuh pasien atau donor. Dengan platform AI ini, tim bisa merancang protein dalam waktu hanya 4–6 minggu—dengan presisi yang tinggi.

Bekerja sama dengan Scripps Research Institute di Amerika, para peneliti merancang protein mini yang mampu mengenali dan menempel erat pada target kanker NY-ESO-1, yang ditemukan pada berbagai jenis kanker. Saat protein ini dimasukkan ke dalam sel-T, hasilnya luar biasa: sel-sel imun ini—disebut sebagai 'IMPAC-T'—secara efektif memburu dan menghancurkan sel kanker dalam uji laboratorium.

Postdoktoral Kristoffer Haurum Johansen yang terlibat dalam riset ini menyatakan, “Sangat menakjubkan melihat protein-protein mini buatan komputer ini benar-benar bekerja dengan sangat efektif di laboratorium.”

Tak hanya berhenti di situ, platform ini juga diuji pada target kanker dari pasien melanoma metastatik, dan menunjukkan keberhasilan yang sama. Artinya, metode ini punya potensi luas untuk disesuaikan terhadap berbagai jenis kanker, termasuk yang muncul secara unik pada individu tertentu.

Yang membuat pendekatan ini semakin aman adalah adanya fitur ‘pemeriksaan keamanan virtual’. AI digunakan untuk menyaring protein mini yang mungkin bisa menyerang jaringan sehat, sehingga efek samping berbahaya bisa dihindari sebelum masuk tahap pengujian. 

“Ketepatan dalam pengobatan kanker itu vital,” kata Profesor Sine Reker Hadrup dari DTU. 

“Dengan menyaring risiko sejak awal, kami bisa meningkatkan peluang menciptakan terapi yang efektif dan aman.”

Meski hasil laboratorium menunjukkan keberhasilan, terapi ini diperkirakan baru akan diuji coba pada manusia dalam lima tahun ke depan. 

Nantinya, prosesnya mirip seperti terapi CAR-T yang sudah ada. Pasien akan diambil sampel darahnya di rumah sakit, lalu sel kekebalannya dimodifikasi di laboratorium agar membawa protein hasil desain AI. 

Setelah itu, sel kekebalan yang sudah "dipersenjatai" ini dikembalikan ke tubuh pasien untuk melacak dan menghancurkan sel kanker.

Langkah ini bisa membuka jalan menuju pengobatan kanker yang benar-benar disesuaikan dengan kondisi tiap individu, tanpa harus melalui proses bertahun-tahun yang melelahkan dan penuh ketidakpastian.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment