Hati-Hati! Stres Bisa Diam-Diam Merusak Tubuh dan Mengganggu Kesehatan Tanpa Disadari

13 November 2025 17:04
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketegangan otot, gangguan tidur, dan penurunan imunitas jika tidak dikelola dengan baik.

Sahabat.com - Hampir semua orang kini hidup berdampingan dengan stres, entah karena pekerjaan, keluarga, atau sekadar tumpukan rutinitas harian. Namun para ahli menegaskan, stres bukan hanya persoalan pikiran. 

“Stres bukan sekadar terjadi di kepala, tapi memengaruhi seluruh tubuh,” ujar Gina Buckney, pakar kesejahteraan sekaligus pendiri Your People Power.

Menurut Dr. Aditi Nerurkar dari Harvard University, stres bisa muncul dalam bentuk berbeda pada setiap orang. 
“Sebagian mengalami gangguan tidur, cemas, atau perubahan suasana hati, sementara yang lain merasakan sakit kepala, nyeri perut, atau kelelahan,” jelasnya. 

Kondisi ini menandakan bahwa tubuh sedang berada dalam mode siaga terus-menerus, tanpa sempat beristirahat.

Ketegangan otot, nyeri punggung, bahkan rahang yang mengeras saat tidur adalah tanda tubuh “menyimpan” stres. Buckney menyarankan agar kita belajar menutup satu aktivitas sebelum memulai yang lain. 

“Selesai kerja ya benar-benar selesai. Beri jeda, ubah suasana, biarkan tubuh tahu waktunya istirahat,” katanya. 
Aktivitas ringan seperti berjalan santai, yoga lembut, atau sekadar menari di rumah bisa membantu otot melepaskan ketegangan.

Stres juga bisa mengacaukan pencernaan. Ketika tubuh dalam mode “fight or flight”, sistem pencernaan terhambat dan menyebabkan perut kembung, mual, atau kehilangan nafsu makan. Buckney menyarankan mengambil jeda sejenak di tengah kesibukan—menarik napas dalam, melihat keluar jendela, atau sekadar berdiri dari kursi—untuk memutus siklus stres.

Tidur yang terganggu adalah tanda klasik lainnya. Ketika kadar hormon kortisol tetap tinggi hingga malam, tubuh sulit memproduksi melatonin. Solusinya, menurut Nerurkar, buat batas digital: hindari layar satu jam sebelum tidur dan lakukan “digital sunset”. Cara sederhana ini memberi sinyal bagi tubuh untuk beristirahat.

Yang tak kalah penting, stres kronis dapat menurunkan daya tahan tubuh. Saat seseorang akhirnya berlibur lalu justru jatuh sakit, itu pertanda tubuh baru sempat “melepas tekanan”. Buckney menyebut napas sebagai kunci alami penenang: tarik napas dalam empat hitungan, hembuskan enam hitungan—cara efektif mengaktifkan sistem “rest and repair”.

“Tubuh kita sangat adaptif,” kata Buckney menutup. 

“Begitu kita belajar bekerja seirama dengan sistem saraf, bukan melawannya, tubuh bisa pulih dari dampak stres.”

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment