Kanker Usus Besar Meningkat Drastis di Usia Muda, Pola Makan Modern Jadi Pemicu Utama

13 November 2025 11:42
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kanker usus besar kini banyak menyerang orang muda akibat gaya hidup modern.

Sahabat.com - Kanker usus besar atau colorectal cancer (CRC) kini tidak lagi dianggap sebagai penyakit orang tua. Penelitian baru yang diterbitkan di The Lancet Oncology mengungkap peningkatan signifikan kasus kanker usus besar pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun di lebih dari separuh negara yang diteliti. Kondisi ini menjadi peringatan global bagi dunia medis.

Menurut para ahli, pola makan modern yang tinggi makanan ultra-proses, daging merah, dan minuman manis menjadi salah satu penyebab utama.

“Konsumsi makanan olahan berlebihan memicu peradangan kronis yang meningkatkan risiko kanker,” ungkap Dr. Alexei Tsukanov, Kepala Laboratorium Genetika di National Medical Research Center for Radiology. 

Ia juga menambahkan bahwa faktor genetik, seperti sindrom Lynch, turut meningkatkan risiko kanker di usia muda.
Penelitian dari Kazakhstan bahkan menemukan bahwa masyarakat mengonsumsi hampir dua kali lipat batas aman daging merah yang direkomendasikan oleh World Cancer Research Fund, sementara asupan ikan justru sangat rendah. 

Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi yang memperbesar potensi kanker.
Selain pola makan, obesitas juga memainkan peran besar. Lemak tubuh berlebih memicu gangguan metabolik dan peradangan yang mempercepat pertumbuhan sel kanker. Namun, banyak pasien justru mengalami penurunan berat badan tanpa sadar sebelum terdiagnosis, membuat risiko sebenarnya sulit diukur secara akurat.

Para ahli menegaskan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan genetik, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker usus besar. 

“Mengetahui adanya mutasi genetik memungkinkan pemantauan seumur hidup dan intervensi lebih cepat,” jelas Dr. Tsukanov.

Teknologi terbaru seperti COLOTECT Stool DNA Methylation Test dari BGI Genomics juga mulai digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda genetik kanker melalui analisis DNA di tinja—cara non-invasif yang mudah dilakukan tanpa operasi atau endoskopi.

Di banyak negara, program skrining kanker usus besar masih belum merata. 

“Kita perlu meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pemeriksaan dini dan edukasi bagi tenaga medis,” kata Jemma Arakelyan, CEO The Institute of Cancer and Crisis di Armenia.

Peningkatan gaya hidup sehat, konsumsi makanan alami, dan pemeriksaan rutin diyakini menjadi langkah paling efektif mencegah kanker ini. Kanker usus besar kini bukan hanya ancaman bagi lansia — generasi muda pun perlu waspada.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment