Hubungan Antara Konsumsi Makanan Manis dan Risiko Depresi

21 Oktober 2024 15:48
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Tim peneliti menemukan bahwa kelompok penggemar makanan manis memiliki kadar protein C reaktif yang lebih tinggi, indikator peradangan, serta kadar glukosa dan profil lipid yang buruk.

Sahabat.com - Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Surrey menemukan bahwa individu yang memiliki kecenderungan menyukai makanan manis memiliki kemungkinan 31% lebih tinggi untuk mengalami depresi. 

Penelitian ini menganalisis data dari 180.000 orang, meneliti preferensi makanan mereka, dan menggunakan kecerdasan buatan untuk membagi peserta ke dalam tiga kelompok berdasarkan pola makan.

Kelompok yang Ditemukan

1. Sadar Kesehatan: Individu yang lebih memilih buah dan sayuran daripada makanan manis dan hewani.

2. Omnivora: Mereka yang menikmati beragam makanan, termasuk daging, ikan, sayuran, serta makanan manis.

3. Penggemar Makanan Manis: Individu yang lebih menyukai makanan dan minuman manis, serta kurang mengonsumsi pilihan sehat.

Peneliti juga menganalisis sampel darah untuk mengukur 2.923 protein dan 168 metabolit, yang dapat memberikan informasi tentang kesehatan tubuh. Protein berperan dalam berbagai proses vital, sedangkan metabolit memberikan gambaran tentang bagaimana tubuh berfungsi.

Temuan Utama

Profesor Nophar Geifman, penulis senior dan Profesor Kesehatan serta Informatika Biomedis di Universitas Surrey, menjelaskan bahwa preferensi makanan berkaitan langsung dengan kesehatan. "Jika makanan favorit Anda adalah kue, permen, dan minuman manis, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ini dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda," katanya.

Tim peneliti menemukan bahwa kelompok penggemar makanan manis memiliki kadar protein C reaktif yang lebih tinggi, indikator peradangan, serta kadar glukosa dan profil lipid yang buruk. Ini semua merupakan tanda peringatan untuk diabetes dan penyakit jantung. Sebaliknya, kelompok yang sadar kesehatan, yang mengonsumsi lebih banyak serat, menunjukkan risiko lebih rendah terhadap gagal jantung, penyakit ginjal kronis, dan stroke.

Konsumsi Gula di Inggris

Di Inggris, diperkirakan sekitar 9% hingga 12,5% kalori yang dikonsumsi berasal dari gula tambahan. Biskuit, roti manis, kue, dan pai buah adalah penyumbang terbesar gula, sedangkan minuman manis dan beralkohol juga menjadi kontributor utama.

Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan pilihan makanan, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan mental dan fisik.
 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment