Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kombinasi stimulasi otak dengan olahraga harian dapat mengurangi hasrat merokok dan mendorong perokok untuk berhenti, memberikan harapan baru dalam upaya mengatasi kecanduan nikotin.
Penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports ini menyelidiki potensi kombinasi stimulasi transkranial langsung (tDCS) dan olahraga aerobik (AE) dalam membantu perokok kronis mengurangi hasrat merokok.
Peneliti melakukan uji coba terkontrol secara acak dengan melibatkan 41 peserta (39% wanita) yang dibagi dalam empat kelompok intervensi: tDCS saja (G1; n=10), AE saja (G2; n=9), tDCS dikombinasikan dengan AE (G3; n=12), dan sham tDCS dikombinasikan dengan AE (G4; n=10).
Kelompok G3 (tDCS+AE) menunjukkan penurunan yang signifikan dalam hasrat merokok, konsumsi rokok, dan reaktivitas otak yang terkait dengan merokok (aktivitas gelombang gamma di daerah prefrontal dan temporal) dibandingkan kelompok lainnya.
Sementara itu, peserta G3 dan G4 (sham tDCS+AE) melaporkan peningkatan motivasi untuk mengubah perilaku merokok (MCSB), meskipun hanya G3 yang menunjukkan penurunan hasrat, yang menandakan terapi kombinasi ini sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi merokok kronis, dengan konfirmasi lebih lanjut dalam studi jangka panjang yang lebih besar.
Merokok, yaitu kebiasaan menghisap asap dari pembakaran bahan tanaman (terutama tembakau), telah diketahui sebagai penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia (WHO, 2021).
Merokok terkait dengan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker, penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan neurologis.
Selain itu, nikotin, alkaloid perangsang yang ditemukan dalam produk tembakau, adalah salah satu obat yang paling adiktif bagi manusia.
Peserta yang menerima tDCS dan olahraga aerobik menunjukkan penurunan aktivitas otak yang terkait dengan petunjuk merokok, sementara peserta dari kelompok lain menunjukkan peningkatan reaktivitas otak, menunjukkan efek unik dari kombinasi perawatan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pengetahuan yang ada dengan mengevaluasi efek gabungan dari terapi tDCS dan AE terhadap kecanduan merokok.
Penelitian ini mengevaluasi empat metrik utama: 1. hasrat merokok, 2. reaktivitas otak (respons gelombang gamma di wilayah otak tertentu), 3. konsumsi rokok, dan 4. motivasi untuk mengubah perilaku merokok (MCSB).
Tingkat Karbon Monoksida (CO): Di akhir intervensi lima hari, tingkat CO menurun di semua kelompok AE—G2 (-56,3%), G3 (-61,3%), dan G4 (-71,5%).
Konsumsi Rokok: Penurunan konsumsi rokok terjadi pada G1, G3, dan G4, namun tidak pada G2 (hanya AE). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam penurunan konsumsi rokok antar kelompok.
Hasrat Merokok: Hanya G3 (tDCS+AE) yang menunjukkan penurunan signifikan (-50,4%).
Reaktivitas Otak: EEG menunjukkan peningkatan aktivitas gamma pada G1 (tDCS saja) dan G4 (sham tDCS+AE) saat terpapar petunjuk merokok, namun penurunan aktivitas pada G3, yang mengindikasikan penurunan respons otak terkait hasrat merokok.
MCSB: G3 dan G4 melaporkan peningkatan signifikan (~15% peningkatan), meskipun hanya G3 yang menunjukkan penurunan hasrat yang signifikan secara statistik.
Penelitian ini menunjukkan terapi kombinasi (tDCS+AE) sebagai cara yang menjanjikan untuk membantu berhenti merokok dalam jangka pendek.
Namun, belum ada perbedaan signifikan dalam pengurangan merokok antar kelompok, dan hasil awal ini perlu hati-hati ditafsirkan. Uji coba klinis yang lebih panjang diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas jangka panjang, karena durasi lima hari dan ukuran sampel yang kecil membatasi generalisasi hasilnya.
0 Komentar
Ibu di Florida Melahirkan Bayi Hampir 14 Pon, Jadi Bayi Terbesar dalam 10 Tahun Sejarah Rumah Sakit
Terobosan dari UCLA: Terapi Sel Imun Baru Diklaim Bisa Hentikan Kanker Ginjal Mematikan
Mineral Ajaib Ini Bisa Bantu Atasi Anyang-Anyangan dan Kandung Kemih yang Terlalu Aktif
Ternyata Vitamin B3 Bisa Jadi Kunci Mengatasi Penyakit Hati yang Paling Umum di Dunia
Rahasia Mengejutkan: Sel Otak yang Bekerja Berlebihan Bisa Jadi Kunci Menghentikan Parkinson
Leave a comment