Sahabat.com - Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti wanita di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di jaringan payudara mengalami perubahan genetik dan tumbuh secara tidak terkendali.
Meski sering dikaitkan dengan benjolan di payudara, kenyataannya gejala awal kanker payudara bisa sangat beragam—bahkan ada yang tidak menunjukkan tanda apa pun pada tahap awal.
Menurut data dari National Cancer Institute (NCI), sekitar 12,9% wanita di Amerika Serikat berisiko mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Dokter Jordana Haber Hazan, MD, menjelaskan bahwa deteksi dini menjadi kunci penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
“Semakin cepat kanker payudara ditemukan, semakin besar kemungkinan pengobatan berhasil,” ujarnya.
Tanda pertama yang paling umum adalah munculnya benjolan kecil di payudara, bahkan seukuran kacang polong. Namun, tidak semua benjolan berarti kanker.
Sebagian bisa jadi kista jinak yang berisi cairan, atau kondisi fibrokistik yang sering muncul saat siklus menstruasi.
Benjolan yang patut diwaspadai biasanya terasa keras, tidak teratur, dan tidak nyeri. Meski begitu, ada juga benjolan kanker yang terasa lembut dan agak nyeri.
Selain benjolan, perubahan pada bentuk atau tekstur payudara juga bisa menjadi sinyal bahaya. Misalnya, kulit payudara tampak menebal, mengelupas, atau tampak seperti kulit jeruk. Perubahan warna kulit, munculnya lesung atau tarikan pada kulit yang tidak hilang setelah melepas bra, serta perubahan ukuran tanpa alasan jelas juga perlu diwaspadai.
Bagian puting pun tak kalah penting untuk diperhatikan. Puting yang tiba-tiba tertarik ke dalam, mengelupas, berkerak, atau mengeluarkan cairan yang bukan ASI—terutama jika bercampur darah—bisa menjadi tanda awal kanker. Meski terkadang hal ini disebabkan oleh infeksi atau penggunaan obat hormonal, pemeriksaan medis tetap disarankan untuk memastikan penyebab pastinya.
Beberapa wanita juga mengalami penebalan atau rasa nyeri di area payudara atau ketiak. Kondisi ini bisa saja normal, misalnya akibat perubahan hormon atau efek samping pil KB, tetapi jika rasa nyeri muncul terus-menerus atau terasa tidak biasa, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
American Cancer Society (ACS) merekomendasikan agar wanita dengan risiko rata-rata kanker payudara mulai melakukan mammogram rutin pada usia 45 hingga 54 tahun.
Sedangkan panduan terbaru dari U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) menyarankan pemeriksaan setiap dua tahun mulai usia 40 tahun. Bagi yang memiliki risiko tinggi—misalnya karena faktor genetik atau riwayat keluarga—skrining bisa dimulai sejak usia 30 tahun.
Mengetahui tanda-tanda awal dan memperhatikan perubahan pada payudara sendiri adalah langkah sederhana yang bisa menyelamatkan nyawa. Jika menemukan sesuatu yang tidak biasa, percayalah pada insting dan segera periksa ke dokter.
Seperti dikatakan Dr. Hazan, “Lebih baik waspada daripada terlambat. Deteksi dini adalah perlindungan terbaik bagi setiap wanita.”
0 Komentar
Mengejutkan! Virus Flu Burung Ditemukan di Keju Susu Mentah
Waspada! Tisu Pembersih Makeup Neutrogena Ditarik dari Pasaran karena Terinfeksi Bakteri
Mengejutkan! Makanan Ultra-Proses Ternyata Bisa Ubah Struktur Otak dan Picu Nafsu Makan Berlebih
Riset Ungkap Cara Sederhana Atasi Stres: Kuncinya Ada Pada Rasa “Mengendalikan Hidup”
Jennifer Aniston Ungkap Rahasia Lengan Kencang di Usia 56 Tahun
Leave a comment