Kurang Tidur Bisa Picu Depresi Diam-Diam, Otak Masuk Lingkaran Setan Tanpa Disadari

15 Desember 2025 17:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi seorang perempuan terjaga di tempat tidur dengan jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari, menggambarkan insomnia dan kecemasan akibat kurang tidur.

Sahabat.com - Pernah merasa bangun tidur tapi tubuh dan pikiran tetap lelah? Kurang tidur sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa jauh lebih serius dari sekadar mata panda. Para ahli memperingatkan, tidur yang buruk dapat memicu lingkaran setan antara kelelahan mental, perubahan emosi, hingga depresi yang sulit dihentikan.

Bayangkan setelah semalaman tidur tidak nyenyak, sepanjang hari Anda merasa lesu, sulit fokus, dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya menyenangkan. Olahraga terasa berat, ajakan teman diabaikan, dan suasana hati terus menurun. Malamnya, rasa cemas tentang hari yang melelahkan justru membuat Anda kembali sulit tidur. Siklus ini terus berulang.

Psikolog perkembangan Jenalee Doom dari University of Denver menjelaskan bahwa masalah tidur dan kesehatan mental saling berkaitan erat. 

“Tidur adalah fondasi penting bagi fungsi otak, pengaturan emosi, dan kemampuan mengelola stres. Ketika tidur terganggu, kesehatan mental ikut terdampak,” ujarnya. 

Hal ini juga diperkuat oleh Melissa Nevarez-Brewster, mahasiswa doktoral psikologi, yang menyebut bahwa kurang tidur dapat memperburuk kecemasan dan depresi, sementara kondisi mental yang buruk juga membuat tidur semakin sulit.

Secara biologis, tidur berperan besar dalam mengatur ritme sirkadian, hormon melatonin, hingga kortisol yang berkaitan dengan stres. Gangguan tidur membuat kadar hormon ini tidak stabil, memicu peradangan, menurunkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan risiko gangguan mental serta penyakit kronis.

Dampaknya semakin serius pada ibu hamil. Penelitian terbaru tim Doom pada Desember 2025 menemukan bahwa sekitar 76 persen ibu hamil mengalami gangguan tidur, dan kondisi ini berhubungan dengan peningkatan risiko kecemasan, depresi, kelahiran prematur, hingga berat badan lahir rendah. Bahkan, anak yang lahir dari ibu dengan masalah tidur saat hamil cenderung mengalami gangguan tidur, obesitas, dan masalah perilaku di kemudian hari.

Para ahli menyarankan agar masalah tidur tidak dianggap remeh. Konsultasi dengan dokter penting dilakukan, terutama jika gangguan tidur disertai perubahan emosi atau perilaku. Tidur sehat bukan kemewahan, melainkan kebutuhan dasar untuk menjaga kesehatan mental, fisik, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment