Jangan Remehkan! Kurang Minum Diam-Diam Picu Stres, Cemas, dan Gangguan Kesehatan

23 September 2025 16:53
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru dari Liverpool John Moores University mengungkap bahwa orang yang tidak cukup minum air dalam sehari memiliki kadar hormon stres, yaitu kortisol, lebih dari 50% lebih tinggi saat menghadapi situasi penuh tekanan dibanding mereka yang cukup terhidrasi.

Sahabat.com - Kurang minum ternyata bisa jadi penyebab tersembunyi yang membuat tubuh lebih rentan terhadap stres dan masalah kesehatan. 

Penelitian terbaru dari Liverpool John Moores University mengungkap bahwa orang yang tidak cukup minum air dalam sehari memiliki kadar hormon stres, yaitu kortisol, lebih dari 50% lebih tinggi saat menghadapi situasi penuh tekanan dibanding mereka yang cukup terhidrasi.

Yang mengejutkan, rasa haus tidak selalu muncul meskipun tubuh sebenarnya kekurangan cairan. Justru tanda biologis seperti urine yang lebih pekat dan gelap menjadi alarm tubuh bahwa kondisi hidrasi sedang buruk. Kondisi ini membuat sistem tubuh bekerja lebih keras dan bisa memicu risiko penyakit jantung, diabetes, hingga depresi.

Profesor Neil Walsh, ahli fisiologi dari LJMU, menegaskan, “Kortisol adalah hormon stres utama tubuh. Respons kortisol yang berlebihan terhadap stres sangat berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, diabetes, dan depresi. Jika tahu akan menghadapi deadline atau situasi menegangkan, membawa botol minum bisa menjadi kebiasaan sederhana dengan manfaat jangka panjang bagi kesehatan.”

Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology, para peneliti membagi partisipan menjadi dua kelompok berdasarkan kebiasaan minum harian. 

Kelompok dengan asupan cairan rendah (kurang dari 1,5 liter per hari) menunjukkan lonjakan kortisol yang signifikan saat diuji dengan simulasi stres berupa wawancara kerja palsu dan tes matematika. 

Sebaliknya, mereka yang minum sesuai rekomendasi harian (sekitar 2 liter untuk wanita dan 2,5 liter untuk pria) memiliki respons stres yang lebih terkendali.

Dr. Daniel Kashi, anggota tim riset, menambahkan, “Kedua kelompok sama-sama merasa cemas dan detak jantungnya meningkat saat tes stres, tetapi hanya kelompok dengan asupan cairan rendah yang mengalami peningkatan signifikan pada kortisol. Ini membuktikan hidrasi yang buruk bisa memperburuk reaksi biologis terhadap stres.” 

Ia juga mengingatkan, “Jika jadwal Anda penuh tekanan, membiasakan diri membawa botol air minum bisa membantu menjaga kesehatan dalam jangka panjang.”

Secara ilmiah, hal ini terjadi karena dehidrasi memicu pelepasan hormon vasopresin yang bekerja untuk menjaga volume darah dan keseimbangan elektrolit. 

Namun, hormon ini juga menstimulasi otak untuk melepaskan lebih banyak kortisol. Akibatnya, tubuh berada dalam kondisi stres ganda, baik dari sistem fisik maupun psikologis.

Para peneliti menyarankan untuk memperhatikan warna urine sebagai cara mudah memantau hidrasi. Warna kuning pucat menandakan tubuh cukup cairan, sementara warna yang lebih pekat menjadi tanda dehidrasi. 

Minum air yang cukup setiap hari bukan hanya menjaga keseimbangan tubuh, tapi juga membantu mengontrol stres, menjaga kesehatan mental, dan melindungi organ vital.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment