Sahabat.com - Cachexia kanker adalah kondisi serius yang sering luput dari perhatian, padahal bisa memperburuk kualitas hidup pasien.
Sindrom ini ditandai dengan penyusutan massa otot dan lemak tubuh yang tidak bisa dipulihkan hanya dengan makan lebih banyak. Berbeda dengan sekadar kurang gizi, cachexia disebabkan oleh gangguan metabolisme dan peradangan kronis yang membuat tubuh terus mengalami kekurangan energi dan protein.
Menurut pakar onkologi, cachexia dapat menyerang hingga 70% pasien kanker stadium lanjut dan berkontribusi pada hampir seperempat kematian terkait kanker.
Bahkan, pada pasien kanker pankreas dan lambung, prevalensinya bisa mencapai 80-87%. Kondisi ini membuat tubuh semakin lemah, mengurangi kemampuan bergerak, dan membatasi toleransi terhadap terapi kanker seperti kemoterapi, radiasi, maupun operasi.
Gejala yang muncul tidak sekadar penurunan berat badan, tetapi juga hilangnya kekuatan otot, mudah lelah, sulit mencerna makanan, hingga kehilangan nafsu makan.
Pasien sering merasa frustasi dan tertekan, sementara keluarga yang merawat juga mengalami beban emosional akibat sulitnya memberi asupan nutrisi yang memadai.
Diagnosis cachexia umumnya ditetapkan jika terjadi penurunan berat badan lebih dari 5% dalam 6 bulan terakhir tanpa penyebab jelas.
Pemeriksaan laboratorium sering menunjukkan peradangan tinggi, anemia, hingga kadar albumin rendah. Dalam kasus lanjut, kondisi ini menjadi sulit diatasi dan berhubungan dengan harapan hidup yang singkat.
Penanganan cachexia tidak bisa hanya mengandalkan nutrisi tinggi kalori dan protein. Menurut penelitian, pendekatan terbaik adalah multimodal, yaitu kombinasi asupan nutrisi, obat-obatan, olahraga, serta dukungan psikologis.
Beberapa obat perangsang nafsu makan, antiinflamasi, hingga terapi hormonal telah diteliti, meski hasilnya masih terbatas. Sementara latihan kekuatan dan aerobik terbukti membantu menjaga massa otot serta meningkatkan fungsi tubuh.
Seorang peneliti kanker, dr. Kevin Fearon, menyebutkan bahwa cachexia adalah sindrom kompleks yang tidak cukup diatasi dengan makan lebih banyak.
“Perawatan harus diarahkan pada upaya menjaga massa otot, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujarnya dalam sebuah publikasi internasional.
Hingga kini, cachexia masih menjadi tantangan besar dalam dunia medis. Penelitian terus dilakukan untuk menemukan terapi baru yang mampu menghentikan penyusutan otot dan memperbaiki fungsi tubuh.
Harapannya, pasien kanker bisa memiliki kualitas hidup lebih baik meski menghadapi penyakit berat.
0 Komentar
Diet Keto Bikin Gejala Depresi Turun Drastis pada Mahasiswa, Studi Baru Ungkap Hasil Mengejutkan
Studi Mengejutkan! Pestisida Saat Hamil Tingkatkan Risiko Kematian Anak dengan Leukemia
Bahaya Tersembunyi! Anak dengan Kanker Bisa Kehilangan Massa Otot Saat Jalani Perawatan
Obat Sembelit Murah Ternyata Bisa Lindungi Ginjal dari Kerusakan, Hasil Riset Bikin Heboh!
Patch Jerawat Pintar Ini Bikin Wajah Mulus Hanya dalam 7 Hari, Dokter Kulit Ikut Terkesan!
Leave a comment