Keracunan Makanan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

16 Desember 2024 14:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dengan memahami risiko dan langkah-langkah pencegahan ini, keracunan makanan dapat diminimalkan sehingga Anda dapat menikmati makanan dengan aman tanpa rasa khawatir.

Sahabat.com - Keracunan makanan sangat umum terjadi, tetapi bukan berarti tidak bisa dihindari.

Tidak ada yang lebih merusak suasana liburan selain keracunan makanan. Rasa sakit perut yang intens, bolak-balik ke kamar mandi, dan akhirnya hanya bisa terbaring di tempat tidur membuat siapa pun kehilangan aktivitas selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

Meskipun banyak kasus tidak dilaporkan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan sekitar 48 juta orang di Amerika Serikat – atau 1 dari 6 penduduk – mengalami penyakit akibat makanan setiap tahun. 

"Dari jumlah tersebut, 128.000 orang dirawat di rumah sakit dan sekitar 3.000 meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit yang disebabkan oleh makanan," kata Laura Bellows, ahli gizi terdaftar sekaligus profesor di Divisi Ilmu Gizi Universitas Cornell.

Berikut penjelasan mengenai penyebab keracunan makanan, kapan harus khawatir, dan cara mencegahnya.

Apa itu Keracunan Makanan? Apa Saja Gejalanya?

Keracunan makanan, atau penyakit akibat makanan, adalah penyakit yang umum terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau bahkan bahan kimia berbahaya.

Beberapa patogen yang sering mencemari makanan termasuk E. coli, salmonelli, campylobacter, staphylococcus, listeria, dan norovirus. 

Walaupun hampir semua jenis makanan dapat terkontaminasi, "makanan seperti produk segar, daging atau ikan mentah atau setengah matang, susu mentah, telur, dan tepung yang tidak dimasak berpotensi membawa bakteri atau virus penyebab keracunan makanan," jelas Beth Widen, ahli gizi dan ilmuwan nutrisi dari Universitas Texas di Austin. 

Makanan seperti nasi matang dan salad kentang yang dibiarkan terlalu lama juga rentan terhadap pertumbuhan bakteri penyebab keracunan.

Gejala umum keracunan makanan meliputi sakit perut, mual, demam, muntah, diare, dan sakit kepala. 

"Mereka yang paling berisiko mengalami penyakit berat akibat makanan adalah anak-anak di bawah lima tahun, ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah," tambah Bellows.

Berapa Lama Keracunan Makanan Bertahan?

Gejala keracunan makanan bisa bervariasi dalam tingkat keparahan dan durasi. Banyak orang merasa membaik dalam beberapa jam, tetapi tidak jarang gejala bertahan hingga 24-48 jam.

Dalam banyak kasus, gejala akan reda dengan sendirinya tanpa perlu menemui dokter. 

"Biasanya, Anda dapat mengatasi keracunan makanan di rumah dengan mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah atau diare dengan minum air, jus encer, kaldu bening, minuman olahraga dengan elektrolit untuk dewasa, atau larutan rehidrasi oral untuk anak-anak," kata Widen. 

Makanan ringan seperti biskuit asin, yogurt dengan probiotik, dan roti panggang juga dapat membantu.

CDC merekomendasikan untuk segera mencari bantuan medis jika gejala diare berlangsung lebih dari tiga hari, jika tidak bisa menahan cairan, mengalami dehidrasi, atau jika terdapat darah dalam tinja.

Bagaimana Cara Mencegah Keracunan Makanan?

Keracunan makanan dapat dicegah dalam banyak situasi. Caranya adalah dengan membeli makanan dari toko dan restoran yang terpercaya serta mengikuti praktik penanganan makanan yang aman. 

"Minimalkan risiko infeksi dengan memasak unggas dan daging hingga suhu yang direkomendasikan, menghindari susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi, serta mencuci sayuran dengan baik," saran Bellows.

Penting juga untuk tidak membiarkan makanan terlalu lama di luar lemari pendingin. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyarankan agar makanan tidak dibiarkan di luar lemari es lebih dari satu jam, dan makanan yang memerlukan pendinginan tidak boleh ditinggalkan lebih dari dua jam.

"Ini juga berlaku jika Anda kehilangan daya listrik akibat darurat atau kulkas/freezer Anda rusak," tambah Widen. 

Dalam keadaan seperti itu, penting untuk menjaga pintu kulkas dan freezer tetap tertutup agar suhu tetap terjaga. Jika listrik padam lebih dari empat jam, semua makanan yang mudah rusak harus dibuang, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Bellows juga merekomendasikan tindakan pencegahan lainnya, termasuk "memisahkan daging dan unggas dari makanan lain serta mencuci tangan sebelum, selama, dan setelah proses memasak atau menyiapkan makanan."

Dengan memahami risiko dan langkah-langkah pencegahan ini, keracunan makanan dapat diminimalkan sehingga Anda dapat menikmati makanan dengan aman tanpa rasa khawatir.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment