Sahabat.com - Kanker usus besar semakin meningkat dengan cepat di kalangan orang dewasa muda, namun sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pola makan yang lebih sehat bisa mengubah tren tersebut.
Sekitar 20% dari kasus kanker usus besar yang terdiagnosis terjadi pada orang berusia 54 tahun ke bawah, hampir dua kali lipat dari angka yang tercatat tiga dekade lalu, menurut American Cancer Society.
Namun, risiko tersebut dapat dikurangi jika seseorang meningkatkan asupan serat dan mengonsumsi lebih banyak makanan sehat, seperti yang diungkapkan dalam dua studi terbaru dari Flinders University di Inggris.
“Kami telah mengidentifikasi banyak hubungan langsung antara pilihan diet yang buruk dan kanker saluran pencernaan,” kata Yohannes Melaku, peneliti senior dan ahli epidemiologi gizi di Flinders Health and Medical Research Institute.
“Yang penting, kami menemukan bahwa diet yang tinggi lemak sehat dan sayuran, sambil membatasi konsumsi gula dan alkohol, dapat berpotensi mengurangi risiko kanker usus dan jenis kanker lainnya,” tambah Melaku.
Orang yang mengonsumsi serat dan asam lemak tak jenuh tertinggi memiliki 15% risiko lebih rendah terkena kanker usus besar, menurut hasil penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan di European Journal of Nutrition.
"Yang menarik, kami menemukan bahwa makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran dapat mendukung bakteri usus yang sehat yang dapat mengurangi peradangan," kata Melaku.
“Penekanan pada serat dan lemak sehat harus menjadi bagian integral dari diet setiap orang.”
Sebuah tinjauan bukti sebelumnya menemukan bahwa pola makan tidak sehat yang mengandung lebih banyak daging merah dan olahan, alkohol, karbohidrat olahan, dan minuman manis terkait dengan peningkatan risiko kanker usus besar sebesar 14%.
Tinjauan yang sama juga menemukan penurunan risiko kanker usus besar sebesar 17% yang terkait dengan peningkatan konsumsi buah-buahan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, susu, dan produk susu lainnya.
Namun, para peneliti menambahkan, masih dibutuhkan lebih banyak uji klinis untuk sepenuhnya menyelidiki dampak diet terhadap kanker usus besar.
“Meskipun hasil kami menjanjikan, lebih banyak penelitian perlu dilakukan dengan fokus yang lebih besar pada gizi dalam pengaturan klinis menggunakan biomarker gizi untuk lebih memahami hubungan antara diet dan kanker saluran pencernaan,” kata Amy Reynolds, peneliti dan profesor asosiasi serta ahli epidemiologi klinis di Flinders.
“Kami perlu memahami bagaimana pola diet yang berbeda dapat memengaruhi risiko berkembangnya kanker pencernaan.”
Kanker saluran pencernaan yang mencakup kanker esofagus, lambung, pankreas, usus kecil, usus besar, rektum, dan anus bertanggung jawab atas 1 dari 4 kasus kanker dan 1 dari 3 kematian akibat kanker di seluruh dunia, catat para peneliti.
“Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang kanker usus besar, penelitian kami menjadi pengingat yang tepat waktu akan kekuatan nutrisi dalam pencegahan penyakit,” kata Melaku.
“Dengan menjalani pola makan sehat, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan jangka panjang kita.”
“Dengan semakin banyaknya kasus kanker pencernaan, seperti kanker usus besar, yang terdiagnosis di seluruh dunia, dan semakin banyak pula yang terdiagnosis pada orang di bawah 50 tahun, saatnya untuk bertindak guna melindungi kesehatan pencernaan masyarakat,” tambah Melaku.
0 Komentar
Konsumsi Daging Merah Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2, Banyak yang Belum Tahu
Amankah Sodium Dehidroasetat Sebagai Bahan Pengawet Makanan?
Peringkat Virus Bawaan Makanan Berdasarkan Frekuensi dan Keparahan Berdasarkan WHO dan FAO
Enam Manfaat Kesehatan Mengunyah Daun Jambu Biji Setiap Hari
Beralih dari Susu Sapi ke Susu Nabati Dapat Mengurangi Nutrisi Penting
Ilmuwan Temukan Cara Memasak Brokoli yang Lebih Sehat, Namun Ada Syaratnya
Diet Portofolio: Pola Makan yang Efektif Menurunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Diet Kaya Omega-3 Dapat Membantu Memperlambat Pertumbuhan Kanker Prostat
Leave a comment